Kamis, 31 Maret 2016

Cara Menyembuhkan Diare Secara Alami

KakatuJakarta - Diare adalah penyakit yang cederung dianggap ringan namun bakal membahayakan jika tidak diobati segera. Musababnya, diare dapat membuat tubuh Anda menjadi benar-benar lemah.

Pengobatan diare bisa dilakukan dengan cara yang alamiah, agar tidak memberikan efek samping dari proses kimiawi. Berikut beberapa pengobatan diare dengan cara alami:

1. Campuran lemon, air, garam dan gula, bisa digunakan untuk mengganti kandungan mineral dalam tubuh yang hilang karena diare. Anda bisa mengonsumsi sup kaldu ayam, buttermilk, jus buah yang baik untuk membuat Anda terhidrasi.

2. Jauhi buah berserat dan produk makanan yang berserat. Jangan makan apel atau jus prune karena ini adalah obat pencahar dan bisa memperburuk kondisi diare Anda.

3. Minum kopi yang cukup kuat dapat membantu mengurangi diare Anda.





4. Campuran yogurt dengan fenugreek dan jintan panggang dapat mengembalikan keseimbangan tubuh dan menyembuhkan diare.

5. Hindari produk susu seperti susu, keju karena hanya yoghurt yang memiliki bakteri sehat yang memperkuat usus Anda.

Persyaratan Usia Memiliki Kartu Kredit

Anak kecil dilarang memiliki kartu kredit.
Apakah Anda sudah siap untuk memiliki kartu kredit? Tidakkah Anda ingin mendapatkan dan merasakan semua manfaat dan kehebatan kartu kredit? Jika Anda sudah siap, maka saran kami segera mendapatkan tawaran kepemilikan kartu kredit. Ada banyak cara yang bisa Anda tempuh dan sudah kami jelaskan secara gamblang satu per satu. Pokoknya untuk memiliki kartu kredit ada banyak caranya. Jika Anda sudah siap, maka langkah selanjutnya adalah memenuhi semua persyaratan perbankan mengenai kepemilikan kartu kredit. Dan syarat pertama yang harus Anda penuhi berkaitan dengan masalah usia atau umur.

Syarat Usia Kepemilikan Kartu Kredit

Kartu kredit tidak diterbitkan buat semua orang. Kartu kredit hanya diberikan kepada orang-orang dianggap cukup layak dalam arti sudah dewasa dan bisa bertanggung jawab atas semua keputusan yang sudah diambilnya. Lalu berapa usia minimum seseorang untuk mendapatkan persetujuan kartu kredit? Jawaban dari kami sesuai dengan aturan regulasi Bank Indonesia yang terbaru adalah: 
  • Kartu Utama: Usia minimal 21 tahun atau 18 tahun jika sudah menikah.
  • Kartu Tambahan: Usia minimal 17 tahun atau sebelum 17 tahun tapi sudah menikah.
Aturan ini berlaku 2013 untuk semua bank penerbit kartu kredit di Indonesia. Jadi tidak ada lagi istilah bank yang satunya mengambil celah di sana sini untuk memenangkan persaingan industri kartu kredit. Tetapi namanya juga aturan yang kadang dibuat hanya untuk dilanggar. Bahkan aturan ini terlihat aneh di mana mendorong orang untuk kawin muda. Kalau mau tegas ya diberlakukan semua 21 tahun baik itu untuk kartu utama atau kartu tambahan. Masa pakai acara sudah menikah, bla..bla..bla. Kenapa tidak sekalian minimal punya 1 anak, dsb? Ada berapa banyak aturan yang dibuat di Indonesia? Buktinya? Kacau balau bukan? Kalaupun bank melanggar aturan ini apakah orang BI bisa mengetahuinya? Biasanya pengusaha lebih cerdik dari pejabat. Tetapi harapan kita di masa depan Indonesia bisa lebih baik dari sekarang ini. Masa bankir boleh membunuh nasabah hanya karena orang menunggak hutang kartu kredit?

Kesimpulannya: jika ingin memiliki kartu kredit maka minimal usia Anda haruslah 21 tahun atau 18 tahun sudah menikah. Dari mana bank bisa tahu usia kita? Ya jelas dari dokumen-dokumen yang Anda sertakan seperti fotokopi KTP, SIM atau Passport. Bagi yang masih ABG (Anak Baru Gede) juga harus berusia 17 tahun untuk memiliki kartu kredit tambahan dari orang tua. Kecuali Anda ingin cepat-cepat menikah. Masa gara-gara kartu kredit ingin cepat-cepat menikah? Menikah gak gampang loh? Kalau kawin yang gampang. Tinggal croott...croott...! Enak gila!

Rabu, 30 Maret 2016

SIAC Arbitral Tribunal awards US$230 million in favour of ASTRO in its dispute with Lippo Group

Kuala Lumpur, 22 February 2010 - In a filing with the Bursa Malaysia today, ASTRO All Asia Networks plc (ASTRO) announced that it had on 18 February 2010 received from an arbitral tribunal constituted by the Singapore International Arbitration Centre (SIAC), a ruling that contains various awards amounting to the equivalent of approximately US$230 million in restitution in its arbitration proceedings against a number of entities in the Lippo Group, including the publicly listed PT First Media.
The claims had arisen from a dispute relating to a proposed joint venture between ASTRO and the Lippo Group to operate a Pay TV business through PT Direct Vision in Indonesia, which led to the arbitration proceedings being commenced in October 2008. PT Direct Vision is liable for the total sum of approximately US$230 million and of this amount, PT First Media and PT Ayunda Prima Mitra are jointly and severally liable with PT Direct Vision for approximately US$95 million.
ASTRO will seek to enforce the awards in Indonesia and other appropriate territories that are signatories to the Convention on the Recognition and Enforcement of Foreign Arbitral Awards ("New York Convention").

Selasa, 22 Maret 2016

6 Tips Agar Anak Suka Buah Dan Sayuran

Dalam hal makan, umumnya anak-anak sering pilih-pilih. Mereka biasanya lebih tertarik pada makanan yang menarik dan menggoda mata, padahal belum tentu makanan yang dipilihnya merupakan makanan sehat. Anak-anak juga biasanya kurang menyukai makanan yang bersifat alami seperti buah dan sayuran.
Anak Tak Suka Buah dan Sayuran
Bagi para orang tua, tentu hal semacam ini harus menjadi perhatian sebab kegemaran anak mengkonsumsi makanan sangat berpengaruh pada pertumbuhan fisik dan mental anak. Bila anak sudah terbiasa makan makanan tidak sehat, akan akan lebih rentan terhadap berbagai masalah kesehatan dan pertumbuhan. Tidak hanya itu, makanan tidak sehat juga mempengaruhi tingkat kecerdasan otak anak.
Membiasakan anak untuk selalu makan makanan sehat tidak segampang yang dibicarakan. Namun, juga bukan sesuatu yang sulit jika orang tua benar – benar punya keinginan kuat untuk melakukannya karena ada banyak tips yang bisa dilakukan agar anak terbiasa makan makanan sehat alami seperti buah dan sayuran.
Berikut adalah 6 tips agar anak suka makan buah dan sayuran tanpa harus dipaksa.

1. Perkenalkan manfaat buah dan sayuran

Sebagai seorang anak, apalagi di usia yang masih sangat dini, anak belum bisa memahami dan mengerti apa itu makanan sehat, manfaat makanan sehat, manfaat buah dan sayuran. Kewajiban orang tua untuk mulai mengenalkan berbagai macam makanan sehat, fungsi makanan sehat, manfaat buah dan sayuran bagi tubuh dan otak anak. Untuk memperkenalkannya, gunakan kata – kata yang lembut yang disukai anak seperti selayaknya mendongeng atau bercerita tentang sesuatu. Bila anak sudah sedikit besar, tingkatkan lagi pemberian pengetahuan manfaat buah dan sayuran dengan bahasa ringan yang bisa dicerna dengan mudah.
Mengenalkan manfaat buah dan sayuran pada anak

2. Berikan contoh pada anak

Selain memperkenalkan manfaatnya, agar anak menjadi lebih suka buah dan sayuran, orang tua harus memberi contoh. Orang tua juga harus gemar mengkonsumsi buah dan sayuran seperti apa yang diceritakan pada anak. Akan menjadi ironi jika orang tua menginginkan dan menyuruh anak untuk suka makan buah dan sayuran, tapi orang tua sendiri lebih suka makan makanan instan kemasan. Dengan orang tua juga gemar mengkonsumsi buah dan sayuran, anak akan merasa bahwa apa yang diajarkan orang tuanya memang benar karena sudah dibuktikan.
Orang tua memberi contoh makan sayur

3. Sediakan selalu buah dan sayuran

Tips berikutnya agar anak suka buah dan sayuran adalah selalu sediakan buah dan sayuran di rumah. Menjadi percuma bila orang tua hanya mengenalkan tentang buah dan sayuran serta manfaat besarnya, sementara orang tua jarang menyediakan buah dan sayuran seperti yang dibicarakan. Bagaimana anak akan terbiasa makan buah kiwi bila anak sendiri jarang bertemu buah kiwi. Bagaimana anak akan terbiasa makan dengan sayuran bila orang tua jarang menyediakan masakan berbahan sayuran.
Persediaan Buah dan Sayur di Rumah

4. Sajikan buah dan sayuran dengan kreasi indah

Buah dan sayuran yang dikreasi indah bisa menimbulkan rasa tertarik. Dan tentu saja akan memicu rasa penasaran anak untuk mencoba merasakan buah yang dikreasi indah tersebut.

5. Berikan hadiah

Secara berkala, berikan reward atau hadiah bila anak bersedia mengurangi kebiasaannya jajan dan makan makanan instan kemasan serta mau beralih makan makanan yang lebih sehat seperti buah dan sayuran. Dengan sedikit hadiah, akan memicu anak untuk selalu membiasakan diri makan makanan sehat. Anak juga merasa bangga bisa menaklukkan tantangan orang tua untuk makan buah dan sayuran.
Bangga Makan Sayuran

6. Hindarkan dari makanan instan kemasan

Tak kalah pentingnya dengan poin-poin di atas, orang tua juga harus mengontrol persediaan makanan yang ada di rumah. Sebisa mungkin, hindarkan anak dari makan makanan tidak sehat dan makanan instan kemasan dengan tidak menyediakannya di rumah. Ganti dengan stok buah dan sayuran yang beraneka macam agar tidak ada kebosanan.
Keberhasilan orang tua dalam membiasakan anak suka buah dan sayuran lebih banyak ditentukan pada seberapa kuat keinginan orang tua. Anak biasanya hanya mengikuti apa yang diajarkan orang tua. Tidak hanya dengan tips-tips di atas, orang tua bisa mencari seribu cara terbaik agar anak suka buah dan sayuran dan membiasakan pola hidup sehat yang lain sehingga anak akan berkembang dengan sehat, terhindar dari berbagai macam penyakit.
Selamat mencoba !
 
--------------------
Semoga artikel di atas bermanfaat ! Jika Anda memiliki pendapat berbeda atau memiliki informasi lebih akurat dari artikel di atas, silahkan berbagi disini bersama kami.

WELCOME!

Welcome to the Kakatu blog, a website for news and information only. Click this site and enjoy read the news!

Kamis, 17 Maret 2016

Pengertian Zinc Sulphate

Zinc termasuk salah satu mineral yang dibutuhkan tubuh. Mineral ini memiliki beragam manfaat, misalnya untuk membantu penyembuhan luka, berperan dalam indera perasa dan penciuman, memperkuat sistem kekebalan tubuh, membantu pertumbuhan sel, serta mengurai karbohidrat.
alodokter-zinc
Asupan zinc yang cukup biasanya dapat kita peroleh dari makanan, misalnya daging merah dan unggas, tiram, kacang-kacangan, sereal biji-bijian utuh, serta produk susu. Jumlah zinc yang diperlukan tubuh tidaklah banyak. Kadar zinc yang berlebihan dalam tubuh dapat menyebabkan keracunan.
Suplemen zinc hanya dianjurkan bagi mereka yang mengalami kekurangan mineral ini. Defisiensi zinc umumnya terjadi ketika seseorang mengalami diare yang parah, penyakit yang menyebabkan usus kesulitan menyerap zinc, sirosis pada organ hati dan kecanduan minuman keras, atau setelah menjalani operasi besar. Beberapa komplikasi akibat defisiensi ini meliputi pertumbuhan yang terhambat, gangguan sistem kekebalan tubuh, rentan terkena infeksi, serta diare.

Tentang Zinc Sulphate

Jenis obatMineral
GolonganObat bebas
ManfaatMengobati defisiensi zinc
Dikonsumsi olehDewasa dan anak-anak
Bentuk obatObat larut
Zinc sulphate dapat dibeli secara bebas di apotek dan tersedia dalam berbagai merek.
Peringatan:
  • Bagi Ibu hamil dan menyusui, sesuaikan dengan anjuran dokter.
  • Sesuaikan dosis untuk anak-anak dengan berat badannya dan tanyakan pada dokter.
  • Jika mengonsumsi antibiotik serta obat-obatan yang mengandung zat besi ataukalsium selama mengonsumsi suplemen ini, tanyakan terlebih dulu pada dokter.
  • Harap berhati-hati dalam mengonsumsi suplemen zinc sulphate jika menderita penyakit ginjal. Konsumsi zinc sulphate yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan ginjal.
  • Jika terjadi alergi atau overdosis, segera temui dokter.
Dosis Zinc Sulphate:
Untuk tiap 125 mg tablet zinc sulphate mengandung 45 mg unsur zinc.
PenggunaTakaran tablet zinc sulphate (miligram)Frekuensi
Dewasa dan anak-anak > 30 kg1251-3 kali sehari
Anak-anak 10-30 kg62,51-3 kali sehari
Anak-anak < 10 kg62,51 kali sehari

Mengonsumsi Zinc Sulphate dengan Benar

Gunakanlah suplemen zinc sulphate sesuai keterangan pada kemasan. Jika Anda merasa ragu, tanyakan kepada dokter. Pasien dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan kesehatan secara teratur ke dokter guna memastikan perkembangan kondisi pasien serta keefektifan suplemen ini.
Suplemen zinc sulphate sebaiknya dikonsumsi dengan makanan atau setelah makan, dengan cara dilarutkan ke dalam segelas air. Konsumsi obat-obatan yang mengandung besi atau kalsium sebaiknya tidak berdekatan dengan waktu mengonsumsi zinc sulphate. Kedua zat tersebut dapat mengganggu proses penyerapan zinc sulphate dalam tubuh. Beri tahu juga pada dokter jika Anda diresepkan antibiotik karena zinc bisa menghambat kinerja beberapa antibiotik.
Bagi pasien yang lupa mengonsumsi suplemen zinc sulphate, disarankan segera meminumnya begitu teringat. Jangan menggandakan dosis zinc sulphate pada jadwal berikutnya untuk mengganti dosis yang terlewat.

Kenali Efek Samping dan Bahaya Zinc Sulphate

Jika dikonsumsi dengan takaran yang direkomendasikan, zinc sulphate jarang menyebabkan efek samping. Tetapi konsumsi suplemen zinc sulphate berpotensi menyebabkan beberapa gejala berikut ini:
Pastikan untuk membaca bahan yang terkandung pada tiap obat. Jangan mengonsumsi lebih dari satu suplemen yang mengandung zinc pada waktu yang sama untuk menghindari overdosis.

Jumat, 04 Maret 2016

Jadi Kapan Kita Akan Meluncuran Televisi Pendidikan Indonesia?




Peluncuran Televisi Edukasi
Departemen Pendidikan Nasional meluncurkan Televisi Edukasi (TV-E), Selasa 12 Oktober 2004.Program dalam televisi tersebut diharapkan akan menjadi media spesifik dalam penyebaran informasi di bidang pendidikan dan berfungsi sebagai media pembelajaran masyarakat.

Menteri Pendidikan Nasional Abdul Malik Fadjar dalam sambutan saat peluncuran resmi program tersebu mengatakan, sebagai bangsa yang ingin maju, maka kemajuan teknologi perlu dimanfaatkan. Hanya saja itu dilakukan dengan kadar kearifan dan etika yang tinggi, khususnya dilihat dari segi pendidikan.

Saat ini sudah 50 stasiun televisi lebih yang beroperasi di Indonesia, termasuk di dalamnya televisi lokal, televisi kabel, dan televisi satelit. Namun dari jumlah itu, sedikit sekali program yang mengandung pesan pendidikan. Banyak keluhan yang dilontarkan masyarakat tentang dampak negatif siaran televisi. Sebutlah seperti cara hidup konsumtif melalui gempuran paket sinetron dan berbagai tayangan penuh gagasan mistis. Oleh karena itu, Televisi Edukasi harus dirancang untuk mendidik dan mencerdaskan masyarakat. Karena daya jangkau televisi bisa sangat luas, keberhasilan memanfaatkan media itu untuk tujuan pembelajaran akan mempercepat pembangunan masyarakat belajar yang cerdas. Mendiknas juga mengingatkan agar program dibuat mengasyikkan dan menyenangkan.

Kepala Pusat Teknologi Komunikasi Departemen Pendidikan Nasional Harina Yuhetty-yang menjadi penanggung jawab televisi tersebut- mengatakan, program TV-E disiarkan melalui satelit dan dapat diakses dengan menggunakan parabola. Depdiknas memanfaatkan jasa jaringan satelit Telkom.

Pada tahap rintisan, siaran dilaksanakan selama empat jam dari pukul 07.00 hingga 11.00 di frekuensi 3782-3790 MHz. Komposisi program meliputi materi pelajaran pendidikan formal 30 persen, pendidikan nonformal 30 persen, pendidikan informal 20 persen, serta informasi kebijakan dan program berupa berita atau feature 20 persen.

Sasaran TV-E terutama adalah sekolah. Pada September ini telah dilakukan uji coba program siaran yang materi sasarannya diprioritaskan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, dengan penerima siaran di 100 sekolah di seluruh Tanah Air. Sekolah-sekolah lain yang berkeinginan menangkap siaran tersebut dapat melengkapi perangkat parabola dengan dukungan dan bantuan pemerintah atau masyarakat.

Paket-paket program TV-E sementara ini dikerjakan dengan bantuan Universitas Terbuka, internal Departemen Pendidikan Nasional, Japan Foundation, dan berbagai program studi jarak jauh.
Ref. http://diknas.kaltim.go.id Kunjungi: eGroup
Saran / PertanyaanBanyak sekolah di Indonesia masih belum punya cukup fasilitas pengajaran dan peragaan, tetapi sebagian kecil dari sekolah-sekolah ini akan menerima parabola untuk TV-E! Apakah, ini benar prioritas?

Teknologi biasanya bukan hal utama, hal utama adalah bahan yang bermutu. Apakah, isinya program-program TV-E bermutu dan membantu pengajaran? Apakah program-program TV-E sudah di-preview dulu oleh banyak guru di lapangan?

Kalau kami lihat jadwal yang berjalan dari pagi sampai sore/malam kami harus tanya mengapa tidak disiarkan di televisi umum? Banyak topik yang kelihatannya penting untuk masyarakat juga.Bukankah kita punya kewajiban untuk membangun pendidikan bangsa?

Mengapa tidak menbuat stasiun Televisi Pendidikan Indonesia, yang bersama TVRI (TeleVisi Republik Indonesia) digunakan sesuai dengan kebutuhan DepDikNas? Dana? Mengapa membuat sistem baru (di atas) yang sulit sekali untuk dilaksanakan di semua sekolah di Indonesia dan tidak bermanfaat buat masyarakat umum?

Bagaimana guru-guru di lapangan dapat membagi waktu di kelas untuk menonton program-program ini? Katanya program pengajaran kurikulum mereka sudah padat!

Apakah, program-program pendidikan perlu disiarkan di luar jam kelas supaya tidak menggangu jam pelajaran di sekolah? Kalau begitu mengapa "sasaran TV-E terutama adalah sekolah"?

Jadi, bagaimana kemajuannya, bagaimana layanan pendidikan lewat televisi yang dilaksanakan sampai sekarang, apa meningkatkan pendidikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat di Indonesia?

Berita Baru
Sabtu, 14 April 2007 04:02 WIB
Rp300 Miliar untuk Program TV Edukasi

JAKARTA--MIOL: Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) menyediakan Rp300 miliar untuk pengembangan program pendidikan melalui media televisi dan DVD. Ini bagian dari program yang dinamakan Televisi Edukasi.
-------------------------------
Sumber: 
Media Indonesia Online
-------------------------------
Berita bagus kan?

RE: Artikel "Rp300 Miliar untuk Program TV Edukasi"

RE:
 "Semua dialokasikan untuk televisi, parabola, modul, DVD dan yang lainnya. Selain itu, tahum ini Depdiknas berencana menambah DVD guna membantu merekam siaran TV Edukasi yang saat itu siarannya tidak tertangkap parabola."

Selama kami bekerja di bidang teknologi pendidikan di luar negeri (22 tahun) kami belum pernah menyaksikan kelas SMP/SMU menonton siaran TV Pendidikan secara langsung.

Kalaupun ada program yang menarik paling gurunya meminta program direkam dan digunakan di kelas pada waktu yang tepat. Bagaimana mungkin mereka dapat mengatur kelas-kelas sesuai dengan jadwal televisi. Apa lagi guru yang profesional tidak ingin membagi waktu siswa untuk nonton TV atau video di kelas tanpa di-preview dulu untuk cek itu betul relevan dan bermutu.

Kami sendiri waktu mengajar teknologi dan bahasa Inggris hanya pernah menggunakan video yang kami sudah mengevaluasi dan menyiapkan tugas khusus untuk murid-murid (worksheets). Di luar negeri saja di sekolah bermutu, belum tentu bahan yang disiapkan oleh guru lain cocok untuk murid-murid kami.

Tetapi, kadang-kadang kami melihat anak-anak SD menonton televisi secara langsung karena jadwal mereka dan rencana pembelajaran mereka lebih flexible, dan anak-anak SD kadang-kadang juga perlu input atau stimulasi dari luar kelas (dan lingkungan mereka) untuk mengaktifkan diskusi. 

Kelihatannya siaran TV Pendidikan langsung pada waktu jam kelas tidak begitu berguna. Barangkali lebih efektif kalau membagi DVD (terisi program) saja daripada parabola dan siaran langsung.

Bita Edukasi

Program pendidikan

Bita Edukasi menawarkan beberapa program pendidikan yang sesuai dengan perkembangan dan tuntutan jaman. Program tersebut sejalan dengan keinginan dan ketertarikan masyarakat di dunia komputer, teknologi informasi, dan telekomunikasi.
Program pendidikan yang ditawarkan oleh Bita Edukasi adalah:
Desain Komunikasi Visual 1 Tahun
Program DKV 1 Tahun dikhususkan bagi masyarakat, baik dari tingkat pelajar hingga pegawai dan profesional, untuk mendapatkan pendidikan secara menyeluruh dari pengetahuan dasar hingga pengetahuan keterampilan khusus di bidang desain grafis dan komunikasi visual. Para siswa yang mengikuti program ini diharapkan dapat memiliki kemampuan prima untuk disiplin ilmu yang diambil di program ini.
Program Spesialisasi Terpadu Be Smart
Program terpadu ini dikhususkan bagi masyarakat yang menginginkan inti dari disiplin ilmu yang akan dipelajari. Sistem pendidikan yang diterapkan untuk program ini adalah pelatihan intensif selama 2 minggu hingga 2 bulan. Dengan mengikuti Program Terpadu Be Smart, diharapkan siswa dapat memiliki kemampuan yang cukup pada disiplin ilmu yang diambil.
Program Aplikasi Khusus Be SharpProgram ini diperuntukkan bagi orang-orang yang menginginkan untuk memiliki pengetahuan yang memadai di aplikasi tertentu yang mereka ambil sehingga pengetahuan tersebut dapat memperkaya wahana berpikir dari siswa yang mengikuti program singkat ini.
Fasilitas
Untuk memperlancar proses belajar dan mengajar, Bita Edukasi dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas sebagai berikut:
  • Komputer yang berbasis prosesor 64-bit dan memori DDR2, yang didukung oleh software terkini, seperti sistem operasi Microsoft Windows Vista™, Microsoft Office™ 2007, Adobe Creative Suite™ CS3, dan beberapa software terkini lainnya serta monitor LCD 17 inci untuk setiap komputer di setiap kelas.
  • Modul online intranet yang interaktif.
  • Kelas full multimedia dan full AC.
  • Lingkungan yang nyaman dengan nuansa yang elegan dan bercita rasa tinggi.
  • Tenaga pengajar muda yang profesional dan berpengalaman di bidangnya.
  • Jaringan internet dedicated yang dapat dinikmati oleh seluruh siswa Bita Edukasi secara gratis.
Keunggulan
Keunggulan atau nilai tambah yang dimiliki oleh Bita Edukasi adalah:
  • Sistem pendidikan yang dianut adalah sistem tutorial dimana setiap kelas hanya diisi oleh maksimal 12 orang siswa.
  • Kontribusi siswa secara aktif untuk setiap kegiatan yang bersifat umum yang diselenggarakan oleh Bita Edukasi. Seperti, pembuatan Buletin Bita, penyenggaraan Bita Expo, Bita Simposium, dan acara-acara umum lainnya.
  • Adanya kerjasama dengan pihak-pihak perusahaan dan organisasi komputer, desain grafis, dan teknologi informasi sehingga siswa Bita Edukasi dapat dikenal oleh para pelaku pasar di dunia komputer, desain grafis, dan teknologi informasi.
  • Kesempatan untuk bergabung di dalam jajaran staf Bita Edukasi bagi para lulusan terbaik di Bita Edukasi.
  • Surat rekomendasi bagi para lulusan terbaik Bita Edukasi sehingga mereka bisa mendapatkan nilai plus di mata para pelaku industri komputer, desain grafis, dan telekomunikasi.
  • Buletin Bita, terbit satu bulan sekali, yang memuat segala informasi mengenai perkembangan Bita Edukasi, profil dan karya siswa Bita Edukasi yang berprestasi, yang didistribusikan ke perusahaan-perusahaan sehingga siswa Bita Edukasi yang berprestasi dapat dikenali oleh perusahaan-perusahaan.

Pemanfaatan TV

A.    Pengertian Televisi dan Televisi Edukasi
Kata “televisi” merupakan gabungan dari kata tele (τῆλε, “jauh”) dari bahasa Yunani dan visio (“penglihatan”) dari bahasa Latin. Sehingga televisidapat diartikan sebagai telekomunikasi yang dapat dilihat dari jarak jauh. Penemuan televisi disejajarkan dengan penemuan roda, karena penemuan ini mampu mengubah peradaban dunia. Di Indonesia ‘televisi’ secara tidak formal disebut dengan TV, tivi, teve atau tipi.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Televisi artinya adalah
Sistem penyiaran gambar yang disertai dengan bunyi (suara) melalui kabel atau melalui angkasa dengan menggunakan alat yang mengubah cahaya (gambar) dan bunyi (suara) menjadi gelombang listrik dan mengubahnya kembali menjadi berkas cahaya yang dapat dilihat dan bunyi yang dapat didengar .
Televisi merupakan sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel atau ruang. Sistem ini menggunakan peralatan yang mengubah cahaya dan suara ke dalam gelombang elektronik  dan mengkonversinya kembalike dalam cahaya yang dapat dilihat dan suaranya dapat didengar.
Televisi   memiliki dua jenis pengiriman,  penyiaran gambar dan suara, yaitu penyiaran langsung kejadian atau peristiwa yang kita saksikan sementara ia terjadi dan penyiaran program yang telah direkam di atas pita film atau pita video.
TVE (Televisi Edukasi) adalah sebuah stasiun televisi di Indonesia. Stasiun televisi ini khusus ditujukan untuk menyebarkan informasi di bidang pendidikan dan berfungsi sebagai media pembelajaran masyarakat.
Televisi pendidikan atau yang lebih di kenal dengan sebutan Televisi Edukasi (TVE). TVE merupakan siaran televisi yang memfokuskan diri pada siaran pendidikan. Di mana di dalamnya terdapat program – program yang memberikan pengajaran kepada peserta didik. Dengan adanya TVE maka di harapkan proses pemerataan pendidikan di Indonesia dapat berjalan lebih cepat dari sebelumnya. TVE memiliki visi menjadi siaran televisi pendidikan yang santun dan mencerdaskan. Dengan misi menyiarkan program yang mencerdaskan masyarakat, menjadi tauladan masyarakat, menyebarluaskan informasi dan kebijakan - kebijakan Depdiknas, dan mendorong masyarakat gemar belajar. Dan bertujuan untuk memberikan layanan siaran pendidikan berkualitas untuk menunjang tujuan pendidikan nasional. Sasaran TVE adalah Peserta didik dari semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan, praktisi pendidikan, dan masyarakat
Pada tahun 2004, Menteri Pendidikan Abdul Malik Fadjar meresmikan adanya TV-E (Televisi Edukasi), sebuah stasiun televisi di Indonesia yang khusus ditujukan untuk menyebarkan informasi di bidang pendidikan dan berfungsi sebagai media pembelajaran masyrakat. Televisi inipun disebut sebagai Media Pendidikan Jarak Jauh. Dalam sambutannya beliau mengatakan: “sebagai bangsa yang ingin maju, maka kemnajuan teknologi perlu dimanfaatkan. Hanya saja itu dilakukan dengan kadar kearifan dan etika yang tinggi, khususnya dilihat dari segi pendidikan”. Pernyataan beliau sangat jelas untuk mengajak seluruh civitas pendiddikan menggunakan teknologi sebagai bumbu tambahan dalam proses pengajaran. Disamping agar tidak ketinggalan zaman, pesan ini juga mengandung bahwa teknologi sangatlah penting dalam dunia pendidikan.Televisi edukasi ini dirancang untuk mendidik dan mencerdaskan masyarakat dengan kemasan acara yang mengasyikkan dan menyenangkan. Karena daya jangkaun televisi bisa sangat luas, keberhasilan memanfaatkan media pembelajaran itu akan mempercepat pembangunan masyarakat yang cerdas.
Program TV-E ini disiarkan melalui satelit dan dapat diakses dengan menggunakan parabola. Siaran dilaksanakan selama empat jam dari pukul 07.00 hingga 11.00 di frekuensi 3782-3790 MHz. Sedangkan komposisi programnya meliputi materi pelajaran pendidikan formal 30%, pendidikan nonformal 30%, pendidikan informal 20%, serta informasi kebijakan dan program berupa berita atau feature 20%. Adanya siaran ini sangatlah membantu guru dan masyarakat untuk melakukan pembelajaran secara individu dan kelompok yang nantinya tidak ada pembatasan ruang gerak proses pendidikan itu sendiri.

B.     Pembelajaran Menggunakan Media Televisi di Sekolah Dasar
Sebagai media, televisi memiliki empat fungsi, yakni fungsi komersial, alat hiburan, penyampai informasi, dan edukasi. Sayangnya, fungsi yang terakhir, yakni edukasi, kerap terabaikan. Sebagai penyeimbang membeludaknya acara hiburan, kini televisi edukasi menjadi penting. Mengacu pada pandangan bahwa anak-anak lebih mudah meniru serta melakukan segala hal yang mereka lihat ketimbang segala hal yang mereka dengar, maka efek positif televisi bagi perkembangan intelektual anak bisa dioptimalkan.
Televisi bukan merupakan benda aneh bagi anak-anak dan guru. Karena hampir setiap orang pernah menonton TV dan punya TV. Pembelajaran menggunakan media TV tidaklah sulit, minimalnya jika sekolah tidak punya TV bisa memanfaatkan tayangan Tvbiasa yang menyajikan program edukasi. Dan jika sekolah punya TV bisa menggunakan Televisi Edukasi sebagai media pembelajara.
Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) melalui Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (Pustekkom) telah mencanangkan dimulainya siaran Televisi Edukasi (TVE) pada tahun 2003. Harapannya tentu saja televisi edukasi bisa menambah wawasan dan kepintaran.
TVE diharapkan menjadi suatu sistem layanan pendidikan khusus yaitu sebagai upaya untuk menunjang program penuntasan wajib belajar. TVE diharapkan akan mampu memberikan layanan pendidikan khusus bagi para siswa pendidikan dasar (TK-PT), terutama di daerah-daerah pinggiran dan terpencil yang tidak mampu dijangkau oleh layanan pendidikan secara konvensional. Di samping itu, dengan kemampuan jangkauan dan kemudahan untuk mengaksesnya, memungkinkan TVE menjadi penunjang terhadap upaya meningkatkan mutu dan memperluas akses kesempatan belajar untuk seluruh orang.
Sebagai media pendidikan televisi mempunyai berbagai kelebihan, yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Proses pembelajaran di sekolah akan sangat terbantu dengan digunakannya media televisi, dan ini jelas akan sangat menguntungkan tidak hanya bagi siswa saja tetapi juga akan sangat menguntungkan bagi para guru. Dengan demikian maka diharapkan penggunaan media televisi untuk pendidikan selain akan mampu memperluas kesempatan mendapatkan pendidikan, juga akan mampu menunjang upaya peningkatan kualitas pendidikan.Tidak hanya bermanfaat bagi para peserta didik, TVE juga diharapkan akan mampu pula membantu upaya untuk mengatasi kekurangan guru yang bermutu dan kekurangan bahan belajar, terutama pada daerah-daerah yang terpencil. Dengan demikian Televisi Edukasi diharapkan akan menjadi pendukung keterlaksanaan kurikulum berbasis kompetensi, yang membutuhkan ketersediaan berbagai sumber belajar secara berkelanjutan.  
Anak-anak sedang dalam proses sosialisasi nilai-nilai dan pembelajaran untuk menjadi manusia dewasa. Karena usianya, anak-anak sangat dipengaruhi lingkungannya, termasuk apa yang mereka tonton di televisi. Para penyelenggara siaran televisi perlu menyadari apakah yang mereka sajikan memiliki dampak besar pada pembentukan watak dan nilai-nilai anak-anak.
Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya kualitas pembelajaran adalah belum dimanfaatkannya berbagai sumber belajar secara maksimal, baik oleh guru maupun peserta didik, misalnya tayangan TVE (Televisi Edukasi ). Tetapi jarang yang memanfaatkan televisi tersebut untuk menonton TVE, dengan alasan tidak ada petunjuk, tidak ada pemberitahuan, dan sejenisnya. Pada kenyataannya, guru jarang sekali menyelenggarakan kegiatan pembelajaran dengan memanfaatkan televisi sumber belajar walaupun mereka memahami bahwa walaupun strategi pembelajaran yang demikian ini sangat menunjang atau membantu tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran. Mengapa terjadi keadaan yang demikian ini? Apabila guru ditanya mengenai hal ini, maka kemungkinan akan banyak alasan pembenaran yang diajukan.
Pembelajaran dengan mempergunakan TVE penting dilakukan, karena dengan mempergunakan tayangan TVE dalam pembelajaran, maka guru dapat terbantu untuk menyampaikan hal-hal yang tidak bisa dibawa guru di kelas karena obyek pembelajaran terlalu kecil (misal: sel, atom, unsur, jaringan, dll), obyek pembelajaran terlalu besar (misal: gunung, samudra, pesawat udara, dll), kendala geografis (misal: hutan, jurang, pulau terpencil, dll), berbahaya (misal: bencana alam, ledakan nuklir, dll), informasi dan pengetahuan baru yang sebelumnya tidak pernah didapat guru semasa sekolah ataupun kuliah (misal:semangka berbentuk kubus atau balok).
Melalui tayangan siaran televisi seperti tersebut di atas, siswa pada umumnya memperoleh manfaat yaitu semakin luasnya khasanah pengetahuan atau wawasan; sedangkan peserta didik pada khususnya memperoleh tambahan pengetahuan di luar yang diperoleh dari gurunya. Mengingat besarnya potensi siaran televisi yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran, maka seyogianya para guru dapat menjadikannya sebagai salah satu sumber belajar dan memanfaatkannya dalam kegiatan belajar-mengajar (KBM).
Ada 3 pola atau cara pemanfaatan program siaran TVE yang sejauh ini telah dimanfaatkan, yaitu sebagai berikut:
a.       Pemanfaatan Program Siaran TVE sesuai dengan Jadwal Siaran TVE (Pemanfaatan Siaran TVE secara langsung).
Dimana agar pembelajaran selaras dengan jam tayang TVE, maka guru mendownload jadwal tersebut dari situs TVE di internet, atau melalui situs pencari (misal: Google). Selain itu, guru dapat merelay siaran dari TVRI, karena TVE telah melakukan kerjasama dengan stasiun TVRI, program TVE yang ditayangkan adalah diprioritaskan pada mata pelajaran matematika, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris .


b.       Pemanfaatan Siaran TVE sebagai Penugasan.
  Berdasarkan jadwal tayangan siaran TVE yang ada, guru menugaskan para peserta didiknya untuk mengikuti tayangan siaran TVE tentang mata pelajaran tertentu pada waktu tertentu. Peserta didik dapat melaksanakan tugas ini di sekolah atau di rumah, baik secara perseorangan maupun dalam bentuk kelompok kecil. Untuk membantu pelaksanaan tugas ini, guru hendaknya memberikan format laporan hasil penugasan disertai penjelasan seperlunya. Guru juga menginformasikan batas waktu penyerahan hasil pelaksanaan tugas dan cara-cara penyajiannya di kelas. Pada hari dan waktu yang telah ditetapkan, guru meminta para peserta didiknya untuk manyajikan hasil tugas yang telah dikerjakan di hadapan teman sekelasnya. Peserta didik yang belum mendapat kesempatan untuk menyajikan hasil tugasnya, berperan untuk mengkaji dan memberikan pendapat, tanggapan atau komentar. Melalui aktivitas pembelajaran yang demikian ini, peserta didik dilatih menyusun bahan presentasi, memberikan pendapat, tanggapan atau komentar, dan sekaligus juga berlatih berdiskusi, dan membuat rangkuman/kesimpulan. Pada akhir kegiatan, guru dapat memberikan arahan atau hal-hal yang dinilai penting untuk pengembangan kemampuan peserta didik.
c.       Pemanfaatan Program Siaran TVE sebagai Pengisi Jam Pelajaran Kosong.
 Apabila guru berhalangan hadir karena sesuatu hal, maka guru pengganti dapat mengisi jam pelajaran kosong yang ada dengan menayangkan siaran TVE. Intinya adalah bahwa peserta didik tetap dapat belajar sekalipun guru mata pelajaran tertentu berhalangan hadir misalnya. Kegiatan pembelajaran tetap dapat berjalan sebagaimana biasanya. Guru pengganti tinggal menyelenggarakan kegiatan pembelajaran mengikuti RPP yang telah disiapkan sebelumnya. Apabila ada hal-hal yang berkembang selama kegiatan pembelajaran berlangsung, guru pengganti    dapat mencatatnya dan menyampaikannya kepada guru mata pelajaran yang bersangkutan untuk dilakukan tindak lanjut.
  Mengacu pada pandangan bahwa anak-anak lebih mudah meniru serta melakukan segala hal yang mereka lihat ketimbang segala hal yang mereka dengar, maka efek positif televisi bagi perkembangan intelektual anak bisa dioptimalkan.
  Pembelajaran dengan mempergunakan TVE penting dilakukan, karena dengan mempergunakan tayangan TVE dalam pembelajaran, maka guru dapat terbantu untuk menyampaikan hal-hal yang tidak bisa dibawa guru di kelas karena obyek pembelajaran terlalu kecil, obyek pembelajaran terlalu besar , kendala geografis, berbahaya, informasi dan pengetahuan baru yang sebelumnya tidak pernah didapat guru semasa sekolah ataupun kuliah.
  Melalui tayangan siaran televisi seperti tersebut di atas, siswa pada umumnya memperoleh manfaat yaitu semakin luasnya khasanah pengetahuan atau wawasan  pada khususnya memperoleh tambahan pengetahuan di luar yang diperoleh dari gurunya. Mengingat besarnya potensi siaran televisi yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran, maka seyogianya para guru dapat menjadikannya sebagai salah satu sumber belajar dan memanfaatkannya dalam kegiatan belajar-mengajar di Sekolah Dasar.

C.    Kelebihan dan Kekurangan Televisi
Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian media audio-visual dalam proses belajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, meningkatkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Selain itu, dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data yang menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi. Menurut Yunus (1942 : 78) dalam bukunya Attarbiyatu Watta‘Liim mengukapkan : (Azhar Arsyad, 2002 : 16) bahwasannya media pembelajaran paling besar pengaruhnya bagi indra dan lebih dapat menjamin pemahaman….orang yang mendengarkan saja tidak sama tingkat pemahamannya dan lamanya bertahan apa yang dipahaminya dibandingkan dengan mereka yang melihat, atau melihat dan mendengarnya. Selanjutnya Ibrahim (1946 : 342) menjelaskan betapa pentingnya media karena media membangkitkan rasa senang dan gembira bagi murid-murid dan memperbaharui semangat mereka menetepkan pengetahuan pada benak para siswa serta menghidupkan pelajaran.
Televisi sebagai media pengajaran audio visual mengandung beberapa keuntungan antara lain:
1.      Bersifat langsung dan nyata, serta dapat menyajikan peristiwa yang sebenarnya.
2.      Memperluas tinjaun kelas, melintasi berbagi daerah atau berbagai negara.
3.      Dapat menciptakan kembali peristiwa masa lampau.
4.      Dapat mempertunjukkan banyak hal dan banyak segi yang beraneka ragam.
5.      Banyak mempergunakan sumber-sumber masyarakat.
6.      Menarik minat anak.
7.      Dapat melatih guru, baik dalam pre-servise maupun dalam inservice training.
8.      Televisi dapat menyajikan program-program yang dapat dipahami oleh siswa dengan usia dan tingkatan pendidikan yang berbeda-beda..
Adapun Kekurangan pembelajaran menggunakan media televisi adalah :
1.      Televisi hanya mampu menyajikan komunikasi satu arah.
2.      Televisi pada saat disiarkan akan berjalan terus dan tidak ada kesempatan untuk memahami pesa-pesannya sesuai dengan kemampuan individual siswa.
3.      Guru tidak memiliki kesempatan untuk merevisi film sebelum disiarkan.
4.       Layar pesawat televisi tidak mampu menjangkau kelas besar sehingga sulit bagi semua siswa untuk melihat secara rinci gambar yang disiarkan.
5.      Kekhawatiran muncul bahwa siswa tidak memiliki hubungan pribadi dengan guru, dan siswa bisa jadi bersikap pasif selama penayangan
6.      Jika akan dimanfaatkan di kelas jadwal siaran dan jadwal pelajaran di sekolah sering kali sulit disesuaikan
7.      Program di luar kontrol guru, dan
8.      Besarnya gambar dilayar relatif kecil dibanding dengan film, sehingga jumlah siswa y dapat memanfaatkan terbatas.ang

Adapun kelemahan-kelemahan TV sebagai media pengajaran, sama halnya yang terjadi pada film, yakni TV terlalu menekankan pentingnya materi dibanding proses pengembangan materi tersebut.
Apabila pembelajaran melalui televisi dilakukan dengan siaran langsung, maka yang pasti akan terjadi adalah kesulitan terintegrasikannya jadwal siaran pembelajaran di televisi dengan jadwal pembelajaran di sekolah. Dari sifatnya yang sentralistik ini, guru di sekolah sulit untuk mengontrol proses penyampaian pesannya.
Dalam penggunaannya televisi sangatlah mudah untuk digunakan akan tetapi dalam proses pembelajaran jangan asal pakai saja. Diperlukan adanya persiapan terlebih dahulu sebelum proses pemebelajaran berlangsung. Hal ini dikarenakan tidak semuanya anak didik faham akan perbendaharaan kata-kata yang digunakan dalam materi yang berlangsung di televisi. Kemudian setelah selesai diadakan kegiatan lanjutan agar semuanya bisa berjalan dengan efektif. Dengan adanya follow up setelah melihat TV, anak didik akan lebih faham.

D.    Kesiapan Orang Tua Mensukseskan Televisi sebagai Media Belajar
Setiap orang tua memiliki tanggungjawab untuk selalu mengawasi anaknya dan memperhatikan perkembangannya, oeh sebab itu hal-hal yang sekecil apapun harus bisa diantisipasi oleh setiap orang tua mengenai dampak positif atau negatif yang akan ditimbulkan oleh hal yang bersangkutan. Begitu juga mengenai hal televisi ini, yang sudah nyata dampak negatifnya, sudah sepatutnya setiap orang tua mempersiapkan senjata untuk mengantisipasinya. Dengan menjauhkan anak dari dampak negatif tv secara tidak langsung orang tua membantu guru mensuksekan Televisi sebagaimedia belajar ,karena orang tua bisa memilih dan menjadi petunjuk anak dalam pemanfaatan televisi.
Karena banyak juga dampak negatif  televisi yang merugikan anak , diantaranya : 
  1. Anak 5-10 tahun, meningkatkan agresivitas dan tindak kekerasan, tidak mampu membedakan antara realitas dan khayalan
  2. Berprilaku konsumtif karena rayuan iklan
  3. Mengurangi kreatifitas, kurang bermain dan bersosialisasi, menjadi manusia individualis dan sendiri, 
  4. Televisi menjadi pelarian dari setiap keborosan yang dialami, seolah tidak ada pilihan lain
  5. Meningkatkan kemungkinan obesitas (kegemukan) karena kurang berkreativitas dan berolahraga
  6. Merenggangkan hubungan antar anggota keluarga, waktu berkumpul dan bercengkrama dengan anggota keluarga tergantikan dengan nonton TV, yang cendrung berdiam diri karena asik dengan jalan pikiran masing-masing
  7. Matang secara seksual lebih cepat asupan gizi yang bagus adegan seks yang sering dilihat menjadikan anak lebih cepat matang secara seksual, ditamah rasa ingin tahu pada anak dan keinginan untuk mencoba adegan di TV semakin menjerumuskan anak.
  8. Malas belajar
Dari begitu banyak dampak yang diakibatkan oleh tontonan televisi, ada beberapa hal yang bisa di lakukan oleh masyarakatdan orang tua, yaitu:
Dengan adanya TV edukasi maka partisipasi masyarakat dan orang tua sangat di perlukan untuk mendukung hal tersebut, hal yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
1.      Mendampingin anak menonton TV
Ketika anak menonton televisi, tidak ada lagi yang paling ideal adalah orangtua mendampingi dan membimbingnya. Ia di tuntut menjelaskan adegan atau tayangan yang ada di layar televisi. Di sisi lain perlu juga di jelaskan makna yang terkandung dalam sebuah acara televisi. Orangtua juga perlu memberikan contoh dalam kehidupan sehari – hari yang bisa dimengerti sang anak tentang makna yang terkandung dalam acara tersebut. Orang tua juga di tuntut memberikan penjelasan tentang perlunya mendapatkan informasi yang lengkap dan menyeluruh terhadap anak – anaknya. Jika dalam acara ilmu pengetahuan atau tentang sesuatu yang diduga menimbulkan ketertarikan pada anak dapat didiskusikan. Misalnya kenapa kelelawar bisa terbang dalam suasana gelap gulita, mengapa kapal udara bisa terbang, dan lain – lainnya.
Di sini orang tua dapat memberikan motivasi pasa mereka bahwa jawaban lengkapnya ada pada buku. Mereka di dorong untuk membaca buku. Di sini orang tua berkewajiban pula menyediakan fasilitas membaca diantaranya buku, atau menunjukan dimana buku bisa diperoleh oleh anak
2.      Komunikasi dengan anak
Kini Permasalahan yang mendasarkan adalah banyak orang tua yang tidak sempat mendampingi anak – anaknya nonton televisi sebagai akibat keterbatasan waktu dan kesibukan sehari – hari. Di sini perlunya komunikasi antara orangtua dan anak. Jika orang tua memiliki waktu sempit untuk berkomunikasi, yang penting adalah kualitas dari komunikasi tersebut. Komunikasi yang berkualitas adalah hubungan keterbukaan dan saling pengertian di antara kedua belah pihak. Salah satu hal penting dalam menjaga kualitas komunikasi adalah diciptakan kemudahan komunikasi antara anak dan orangtua. Keharmonisan komunikasi ini perlu diciptakan. Jangan sampai anak merasa segan untuk menyampaikan sesuatu / masalah yang di hadapinya. Kaitannya dengan tayangan televisi antara lain anak di ajak untuk berdiskusi mengenai tayangan dalam televisi.
3.      Menonton TV seperti membaca buku
Menonton televisi sudah layaknya diperlakukan seperti membaca buku. Kita sudah biasa menyimpan buku di rak atau tempat khusus. Buku itu diambil ketika hendak dibaca. Setelah selesai di baca kemudian buku tersebut di simpan kembali di tempatnya. Begitupun sebelum membaca kita akan memilih buku yang sesuai dengan keinginan kita. Dengan cara itu kita bisa fokus membaca isi buku yang diinginkan. Bagaimana jika memperlakukan televisi layaknya membaca buku. Pesawat televisi ditempatkan dalam ruang yang wajar dan cukup penerangan. Tidak diletakan di kamar anak sehingga dapat terkontrol oleh orang tua.
Kita menonton acara televisi sesuai dengan keinginan. Jika sudah cukup tentu televisi kita matikan. Dengan cara inilah kita bisa membuat anak menjadi disiplin
4.      Keteladan orang tua
Perlu kita pahami bahwa anak cenderung meniru perilaku orang tuannya. Oleh karena itu kita sebagai orangtua perlu memberikan contoh tentang cara menonton televisi yang baik. Tak cukup dengan sikap duduk dan jarak antara mata dengan layar televisi, kita perlu memberikan contoh memperlakukan televisi sebagai media massa. Tayangan televisi yang dilarang untuk anak sebaiknya kita sebagai orang tua juga menghindarinya. Dalam kaitan ini menarik untuk di renungi hasil penelitian yang dilakukan Yale Family Television Research ( kompas, 26/12/1999 ), yang mengungkapkan bahwa anak – anak yang banyak menghabiskan waktu untuk nonton televisi umumnya mempunyai orang tua yang sering menonton televisi pula. Dengan kata lain anak menonton televisi karena meniru perilaku orang tuannya. Maka orang tua harus memberikan contoh kepada anak – anaknya bagaimana menonton televisi yang benar.
5.      Mengkritisi stasiun TV
Mengajukan usul, saran, atau keberatan terhadap sebuah tayangan televisi perlu di budayakan. Sebagai warga negara kita memiliki hak untuk mendapatkan perlindungan atas siaran televisi. Oleh karena itu usul atau saran bisa di kirim langsung ke stasiun TV. Masyarakat dapat mengkritisi sebuah tayangan televisi, mana yang baik dan salah.

6.      Laporkan Ke KPI
Aturan penyiaran telah diatur dalam undang – undang No 32 tahun 2002 tentang penyiaran. Menurut Undang – undang ini, untuk mengatur penyiaran dibentuk Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). KPI sebagai wujud peran serta masyarakat berfungsi mewadahi aspirasi serta mewakili kepentingan masyarakat akan penyiaran (pasal 8 ayat 1 UU penyiaran). Masyarakat dapat mengajukan usulan, saran, kritikan, bahkan keberatan terhadap siaran yang di tayangkan stasiun televisi melalui lembaga KPI tersebut. Melalui masukan dari masyarakat ini KPI dapat bertindak 
7.      .Carikan anak Vcd atau Dvd yang berhubungan dengan pelajaran
Menonton Tv di rumah akan menjadi bermakna dan menyenagkan apabila ada Vcd atau Dvd yang berhubungan dengan pelajaran. Dari kegiatan ini anak akan mulai belajar dengan diawali rasa ketertarikan dan tanpa keterpaksaan.