Kamis, 14 April 2016

PRODUK DALAM NEGRI VS LUAR NEGRI

Maraknya perdagangan bebas mengakibatkan banyaknya barang-barang impor dari luar negeri masuk ke Indonesia dan tentu saja berdampak pada penjualan produk lokal. Hal ini membuat persaingan antar produk dalam negeri semakin berat. Salahsatunya fenomena merebaknya produk impor China di pasar domestic dapat dijadikan bukti bahwa produk yang memiliki daya saing tinggi dan harga yang kompetitif dapat merajai pasar dan mengalahkan produk lokal. Daya saing merupakan kata kunci untuk menentukan keunggulan, juga diyakini sebagai salah satu kunci mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional.
♦Faktor penyebab lemahnya daya saing produk dalam negeri
Mahalnya biaya transportasi dan ongkos produksi di Indonesia berdampak kepada harga suatu produk menjadi tidak kompetitif di pasar Lokal juga pasar Internasional. Hasil industri Indonesia nyaris hanya bisa bertahan pada pasar dalam negeri. Bahkan sekarang sudah mulai tertekan karena desakan barang yang sama dari China, yang harganya pun jauh lebih murah walaupun memiliki kelemahan pada sisi mutu.
♦Kelemahan produk dalam negeri
Ketidakmampuan industri Indonesia  melakukan pengurangan ongkos produksi dan distribusi, serta hancurnya sarana infrastruktur antar pulau dan banyak yang sudah mengalami kerusakan berat, ditambah lagi bahan baku yang digunakan memakai barang import membuat harga produk lokal melambung tinggi di bandingkan produk luar negeri.
♦Permasalahan lain
Kemauan dari segi sumber daya manusia tidak cukup, karena fasilitas pendukungnya belum terpenuhi. Sebagai contoh kebanyakan masyarakat Indonesia hanya mengandalkan pengalaman yang dimiliki tanpa diiringi penguasaan konsep dan teknologi yang membuat tidak maksimalnya proses produksi.
Permasalahan lainnya penyaluran dana dari pemerintah kepada pengusaha kecil menengah belum termanfaatkan secara maksimal. Karena ternyata dalam penyalurannya banyak yang tidak tepat sasaran.
Kurangnya kesadaran dan kebanggaan untuk menggunakan produk dalam negeri, merupakan pola pikir kebanyakan masyarakat Indonesia bahwa produksi luar negeri selalu atau bahkan selamanya memiliki kualitas yang lebih bagus dibandingkan produksi dalam negeri. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang menganggap bahwa membeli barang produksi dalam negeri sama saja dengan membuang uang. Sangat signifikan konsep ini jika kita melihat keadaan yang sebenernya. Contohnya saja mungkin banyak yang akan tercengang ketika mereka megetahui bahwa banyak perusahaan barang-barang label luar menggunakan jasa orang Indonesia atau bahan baku dari dalam negeri untuk membuat produk mereka.
Untuk itu, kita harus banyak belajar dari masyarakat korea dan jepang,  mereka akan merasa lebih bangga dan lebih elit jika menggunakan produk Negara mereka sendiri. Bahkan masyarakat jepang hampir anti dengan produk impor. Mereka akan tetap mengonsumsi produk dari Negara mereka sendiri walaupun harganya lebih mahal dan kualitas lebih rendah. Tetapi dengan tindakan seperti itu justru membangkitkan semangat produsen dalam negeri untuk memberikan yang lebih baik bagi para konsumen mereka.
♦Dampak Positif
Semakin mudah memperoleh barang-barang yang dibutuhkan masyarakat yang belum bisa diproduksi di Indonesia
Memberikan kesempatan kepada masyarakat menengah kebawah untuk bias memiliki barang-barang berbasis teknologi dengan harga murah.
♦Dampak Negatif
-Terancamnya para pengusaha UMKM di Indonesia.
-Kurang terserapnya tenaga kerja dalam negeri.
-Kemungkinan hilangnya pasar produk ekspor Indonesia karena kalah bersaing dengan produksi Negara lain yang lebih    murah dan berkualitas. Contoh : Pertanian, kalah jauh dari Thailand.
-Membanjirnya produk impor di pasaran Indonesia sehingga mematikan usaha-usaha di Indonesia. Contoh : ancaman  produk batik China.
-Menjadikan sifat masyarakat Indonesia yang konsumtif untuk membeli barang yang tidak terlalu dibutuhkan diakarenakan  harga yang murah.
♦Langkah-langkah yang perlu diterapkan untuk mengembangkan produksi dalam negeri
Kita harus mengkaji kebijakan-kebijakan China dalam perekonomian khususnya dalam memajukan industry perdagangannya.
Dengan melakukan pembenahan baik dari segi regulasi perdaganan maupun dalam hal kebijakan perdagangan.
Meningkatkan mutu sumber daya manusia, baik pelaku usaha maupun tenaga kerjanya.
Memaksimalkan peran akademisi seperti para peneliti dan ahli ilmu teknologi untuk menunjang dunia usaha.
Dengan menerapkan dan melakukan peningkatan program P3DN. (merupakan upaya pemerintah untuk.
mendorong masyarakat agar lebih menggunakan produk dalam negeri disbanding produk luar negeri).
Berikut beberapa hal mengapa produk lokal dianggap tidak lebih baik daripada produk luar :
1. Kualitas Produk
Produk luar senantiasa dianggap selalu berfokus pada kualitas, baru kemudian kuantitas. Sementara produk lokal senantiasa dianggap berfokus pada kuantitas, baru kualitas. Hal ini mungkin tidak sepenuhnya salah, karena banyak sekali produk asal jadi yang bahkan ketahuan belangnya saat perusahaan pembuatnya diinspeksi mendadak.
2. Kemasan Produk
Masyarakat Indonesia berani membayar mahal untuk membeli produk luar, namun tidak untuk produk lokal. Maka wajar perusahaan lokal berjuang dengan berbagai cara agar harga produknya dimasyarakat tidak terlampau mahal, setidaknya tidak lebih mahal daripada produk luar. Salah satu caranya adalah dengan mengurangi tampilan manis pada kemasan produk. Sementara produk luar bisa jadi lebih banyak mengeluarkan biaya di kemasan yang manis daripada produknya sendiri. Namun siapa sih yang lebih memilih kemasan kurang cantik jika ada kemasan cantik, apalagi kemasan cantiknya adalah produk luar, harga berapapun berani deh.
3. Promosi Produk
Promosi di televisi memang mahal. Tapi sesuai dengan jangkauan penonton yang ada dari ujung timur hingga barat Indonesia. Semakin banyak promosi produk dilakukan via televisi atau media lain, bisa jadi alasan mengapa produk dari top brand (lokal dan non-lokal) lebih digemari daripada produk yang dipromosikan dari mulut ke mulut, atau hanya berupa poster. Terlebih banyak juga top brand yang melakukan promosi via aktivitas yang melibatkan orang banyak seperti jalan sehat atau tes darah gratis, yang kemudian pesertanya diberikan souvenir promosi setelah mengikuti kegiatan tersebut. Ini yang masih dianggap perusahaan lokal sebagai alokasi buang-buang uang, padahal sudah banyak perusahaan yang melayani pembuatan souvenir promosi sesuai budget seperti perusahaan yang satu ini.
4. Lokasi Berjualan
Kebanyakan produk luar dikemas khusus untuk dijual di gerai-gerai tertentu, mereka biasanya tidak menjamin kualitas dari produk yang dijual selain di gerai mereka, sehingga konsumen pun lebih senang membeli langsung dari gerainya, meskipun harga di gerai tersebut tidak lebih murah daripada harga di pedagang eceran. Namun banyak perusahaan Indonesia yang lebih menjauhi kesan premium dan menyebarkan penjualan hingga ke pelosok negeri, dan ini tidak salah. Namun jika kemudian konsumen dihadapkan dengan produk yang biasa ditemui di eceran dan yang dijual hanya digerai-gerai tertentu, saya pikir lebih banyak konsumen yang lebih memilih produk premium yang dijual di gerai tertentu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar