Jumat, 22 Januari 2016

Berkenalan dengan Kakatu, Pemenang idByte Startup Hunt 2015

image
Meetup Startup Bandung kembali menyambangi kota kembang yang sudah mulai memasuki awal musim penghujan. Tidak seperti meetup pada tiga bulan sebelumnya yang dilangsungkan pada Jumat pekan pertama, Meetup #4 hadir pada pekan kedua. Pekan pertama Oktober diisi oleh Lean Startup yang bertempat di venue yang sama dengan venue Meetup #4 yaitu Co n Co.
Meetup #4 mengambil tema “Validate Idea into a Business” . Ada tiga pembicara yang mengisi kegiatan Jumat malam tersebut yaitu Mumu (CEOKakatu), Irzan (CEO YesBoss), dan Ken Ratri (CEO Geekhunter).
Yang pertama kali menyapa hadirin di Co n Co yang beralamat di jalan Dipati Ukur tersebut adalah Mumu. Muhamad Nur Awaludin atau yang biasa disapa Mumu ini merupakan CEO Kakatu yang sedang hangat dibicarakan setelah prestasinya menjadi pemenang pada ajang yang bertajuk  idByte 2015 Startup Hunt.
Mumu memulai pemaparannya dengan bercerita tentang awal-awal berdirinya Kakatu pada Juni 2014, saat mereka diragukan karena mereka berniat mengembangkan produk yang diperuntukkan bagi anak-anak namun tidak seorang pun dari keempat pendirinya telah berkeluarga.
Mumu sempat memberikan sedikit latar belakang dirinya yang sempat mengalami kecanduan video game dan membuatnya kehilangan banyak hal berharga dalam hidupnya. Cukup panjang memang masa mencandunya, mencapai 20 tahun.
Berangkat dari situasi tersebut, Kakatu mencoba membangun produk dengan mengambil sudut pandang anak sebagai titik tolaknya. Mereka ingin membatasi waktu dan konten yang diakses oleh anak-anak di gawai-gawai yang diberikan oleh orangtua anak-anak tersebut. Selain itu, mereka ingin memonitor anak-anak tersebut di mana pun dan kapan pun serta memberikan rekomendasi aplikasi yang terbaik.
Terkait bagaimana memvalidasi ide menjadi bisnis yang merupakan tema malam itu, Mumu memberikan tips yang berbunyi “Ajak bicara pengguna produk anda bukan semata-mata karena ego anda”.
Salah satu permasalahan yang menghambat perkembangan dari sebuah produk menurut Mumu adalah kesulitan mendapatkan feedback dari pelanggan. Pelanggan yang diajak berkomunikasi dan diminta memberikan saran setelah mencoba suatu produk, sering kali tidak memberikan saran maupun kritiknya. Hal ini disebabkan banyak hal, bisa karena lupa, malas, dan sebagainya. Minimnya kritik dan saran mau tidak mau memperlambat laju perkembangan karena  sedikitnya jumlah masukan yang berguna untuk meningkatkan nilai kegunaan produk.
Sebagai solusi atas permasalahan ini, Kakatu kemudian mengimplementasikan sebuah tombol pada aplikasi mereka yang akan langsung menghubungi Mumu sebagai CEO Kakatu. Pada awal pengimplementasian, tidak terlalu banyak pengguna yang memanfaatkan fasilitas ini, hanya sekitar 20 orang per bulan. Lonjakan terjadi setelah memasuki bulan Juli 2015, Mumu kebanjiran telepon dari pengguna yang ingin memberikan masukan. Belajar dari kondisi ini, Mumu menyarankan  jika ingin memasang fasilitas ini pada aplikasi yang kita kembangkan,sebaiknya pisahkan kontak pribadi kita dengan kontak yang dijadikan alat penghubung dengan pelanggan.
Ada seorang pelanggan yang sampai sekarang sulit dilupakan Mumu karena si ibu memberikan pengalaman yang berkesan.
Jadi suatu malam, jam menunjukkan menjelang pukul 11, Mumu dihubungi oleh seorang ibu yang memarahi Mumu karena menurut ibu tersebut, Kakatu justru memberinya kesulitan karena dia tidak bisa mengakses aplikasi yang terpasang pada gawainya. Setelah mencoba memberi arahan melalui telepon namun ibu tersebut tidak kunjung paham, akhirnya Mumu memutuskan datang ke rumah ibu tersebut. Dan ternyata mudah saja solusi dari permasalahan ibu ini, cukup memasukkan PIN dan malahan mengobrol panjang lebar dengan si ibu.
Pengalaman ini membuat Kakatu kembali belajar tentang bagaimana membuat orang dengan senang hati mendaftar ke produk kita dan menjadi pengguna yang aktif. Caranya antara lain adalah dengan memberikan screenshot berisi penjelasan dari nilai produk, mengganti deskripsi produk di PlayStore, berikan kemudahan bagi calon pengguna untuk mengenal produk kita tanpa perlu repot-repot mendaftar terlebih dahulu.
Kemudian dari sudut pandang pembuat produk, kadang terdapat kelompok yang memandang remeh masukan dari pengguna karena  beranggapan para pengguna tidak mengetahui apapun.
Pada penghujung pemaparannya, Mumu memberikan tips-tips lainnya dalam mengembangkan sebuah startup. Di antaranya mencari mitra yang memiliki visi yang sama. Dalam contoh kasus Kakatu, maka komunitas bervisi sama yang mereka libatkan adalah Semai2045 yang visinya adalah melindungi generasi muda penerus bangsa dari berbagai ancaman misalnya pornografi sebagai dampak negatif dari pesatnya perkembangan teknologi.
Berbicara tentang makna kompetisi, bagi Kakatu, jika mampu lakukan bersamaan dengan pengembangan produk. Kakatu sendiri mengakui bahwa mereka mengikuti terlalu banyak kompetisi yang berakibat kehilangan pengguna mereka, kehilangan lean startup mereka, namun di sisi lain mereka juga mendapatkan banyak wawasan setelah mengikuti kompetisi-kompetisi tersebut. Kompetisi terakhir yang mereka ikuti adalah yang juga memberikan peneguhan akan ide produk mereka yaitu idByte Bubu Awards. Mumu mengatakan, ketika Kakatu berpartisipasi pada startup hunt di Bandung, tujuan mereka bukanlah ingin menjadi pemenang tetapi sekedar melakukan pitching di hadapan hadirin, namun tak dinyana justru mendapatkan berkah kemenangan di Bandung yang berlanjut menjadi kemenangan di Jakarta setelah bersaing dengan beberapa startup dari kota-kota besar lainnya di Indonesia.
Keberhasilan ini akan membawa Kakatu melancong ke Silicon Valley selama seminggu untuk bertemu dengan pemain-pemain besar di dunia teknologi dan menjajaki kesempatan untuk bekerjasama dengan mereka. Mumu juga menambahkan bahwa bagi Kakatu, keberhasilan ini bermakna besar yaitu untuk meneguhkan mereka di jalur yang sedang mereka tekuni sebab mereka sempat mengalami masa-masa surut yang membuat mereka meragukan sendiri akan keberadaan produk mereka.
Selain ke Silicon Valley, Kakatu juga mendapatkan bantuan infrastruktur dengan nilai yang tergolong cukup fantastis di kantor baru mereka yang terletak di bilangan Pasteur, kota Bandung.
Aitinesia bersama Mumu,CEO Kakatu
Aitinesia bersama Mumu,CEO Kakatu. Yang di pojok kanan itu adalah Wulan, istri dari Mumu :D
Sekali lagi selamat bagi Kakatu atas kemenangannya, dan bagi Mumu selain kemenangan di ajang idByte juga karena telah melangsungkan pernikahan beberapa pekan yang lalu. Semoga menjadi keluarga yang samara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar