Jumat, 22 Januari 2016

Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah ibu kota negara Republik Indonesia. Jakarta merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki status setingkat provinsi. Jakarta terletak di Tatar Pasundan, bagian barat laut Pulau Jawa. Dahulu pernah dikenal dengan nama Sunda Kelapa(sebelum 1527), Jayakarta (1527-1619), Batavia/Batauia, atau Jaccatra(1619-1942), Jakarta Tokubetsu Shi (1942-1945) dan Djakarta (1945-1972). Di dunia internasional Jakarta juga mempunyai julukan seperti J-Town,[8] atau lebih populer lagi The Big Durian karena dianggap kota yang sebanding New York City (Big Apple) di Indonesia.[1][9]
Jakarta memiliki luas sekitar 661,52 km² (lautan: 6.977,5 km²), dengan penduduk berjumlah 10.187.595 jiwa (2011).[10] Wilayah metropolitan Jakarta (Jabotabek) yang berpenduduk sekitar 28 juta jiwa,[7] merupakan metropolitan terbesar di Asia Tenggara atau urutan kedua di dunia.
Sebagai pusat bisnis, politik, dan kebudayaan, Jakarta merupakan tempat berdirinya kantor-kantor pusat BUMN, perusahaan swasta, dan perusahaan asing. Kota ini juga menjadi tempat kedudukan lembaga-lembaga pemerintahan dan kantor sekretariat ASEAN. Jakarta dilayani oleh dua bandar udara, yakni Bandara Soekarno–Hatta dan Bandara Halim Perdanakusuma, serta satu pelabuhan laut di Tanjung Priok.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Lihat pula: Sunda KelapaKerajaan Sunda dan Sejarah Batavia
Peta Batavia (sekarang Jakarta) tahun1888.

Etimologi[sunting | sunting sumber]

Nama Jakarta sudah digunakan sejak masa pendudukan Jepang tahun 1942, untuk menyebut wilayah bekas Gemeente Batavia yang diresmikan pemerintahHindia Belanda pada tahun 1905.[11] Nama ini dianggap sebagai kependekan dari kata Jayakarta (Dewanagari जयकृत), yang diberikan oleh orang-orang Demak danCirebon di bawah pimpinan Fatahillah (Faletehan) setelah menyerang dan menduduki pelabuhan Sunda Kelapa pada tanggal 22 Juni 1527. Nama ini biasanya diterjemahkan sebagai "kota kemenangan" atau "kota kejayaan", namun sejatinya artinya ialah "kemenangan yang diraih oleh sebuah perbuatan atau usaha".
Bentuk lain ejaan nama kota ini telah sejak lama digunakan. Sejarawan Portugis, João de Barros, dalam Décadas da Ásia (1553) menyebutkan keberadaan "Xacatara dengan nama lain Caravam (Karawang)".[12] Sebuah dokumen (piagam) dari Banten (k. 1600) yang dibaca ahli epigrafi Van der Tuuk juga telah menyebut istilah wong Jaketra,[13] demikian pula nama Jaketra juga disebutkan dalam surat-surat Sultan Banten[14] dan Sajarah Banten (pupuh 45 dan 47)[15] sebagaimana diteliti Hoessein Djajadiningrat.[16] Laporan Cornelis de Houtman tahun 1596 menyebut Pangeran Wijayakrama sebagai koning van Jacatra (raja Jakarta).[17]

Sunda Kelapa (397–1527)[sunting | sunting sumber]

Jakarta pertama kali dikenal sebagai salah satu pelabuhan Kerajaan Sundayang bernama Sunda Kalapa, berlokasi di muara Sungai Ciliwung. Ibu kotaKerajaan Sunda yang dikenal sebagai Dayeuh Pakuan Padjadjaran atauPajajaran (sekarang Bogor) dapat ditempuh dari pelabuhan Sunda Kalapa selama dua hari perjalanan. Menurut sumber Portugis, Sunda Kalapa merupakan salah satu pelabuhan yang dimiliki Kerajaan Sunda selain pelabuhan Banten, Pontang, Cigede, Tamgara dan Cimanuk. Sunda Kalapa yang dalam teks ini disebut Kalapa dianggap pelabuhan yang terpenting karena dapat ditempuh dari ibu kota kerajaan yang disebut dengan namaDayo (dalam bahasa Sunda modern: dayeuh yang berarti "ibu kota") dalam tempo dua hari. Kerajaan Sunda sendiri merupakan kelanjutan dari Kerajaan Tarumanagara pada abad ke-5 sehingga pelabuhan ini diperkirakan telah ada sejak abad ke-5 dan diperkirakan merupakan ibu kota Tarumanagara yang disebutSundapura.
Pada abad ke-12, pelabuhan ini dikenal sebagai pelabuhan lada yang sibuk. Kapal-kapal asing yang berasal dari Tiongkok,JepangIndia Selatan, dan Timur Tengah sudah berlabuh di pelabuhan ini membawa barang-barang seperti porselen,kopisutra, kain, wangi-wangian, kudaanggur, dan zat warna untuk ditukar dengan rempah-rempah yang menjadi komoditas dagang saat itu.

Jayakarta (1527–1619)[sunting | sunting sumber]

Bangsa Portugis merupakan Bangsa Eropa pertama yang datang ke Jakarta. Pada abad ke-16Surawisesa, raja Sunda meminta bantuan Portugis yang ada di Malaka untuk mendirikan benteng di Sunda Kelapa sebagai perlindungan dari kemungkinan serangan Cirebon yang akan memisahkan diri dari Kerajaan Sunda. Upaya permintaan bantuan Surawisesa kepada Portugis di Malaka tersebut diabadikan oleh orang Sunda dalam cerita pantun seloka Mundinglaya Dikusumah, dimana Surawisesa diselokakan dengan nama gelarnya yaitu Mundinglaya. Namun sebelum pendirian benteng tersebut terlaksana, Cirebon yang dibantu Demak langsung menyerang pelabuhan tersebut. Orang Sunda menyebut peristiwa ini tragedi, karena penyerangan tersebut membungihanguskan kota pelabuhan tersebut dan membunuh banyak rakyat Sunda di sana termasuk syahbandar pelabuhan. Penetapan hari jadi Jakarta tanggal 22 Juni oleh Sudiro, wali kota Jakarta, pada tahun 1956 adalah berdasarkan tragedi pendudukan pelabuhan Sunda Kalapa oleh Fatahillah pada tahun 1527. Fatahillah mengganti nama kota tersebut menjadi Jayakarta yang berarti "kota kemenangan". Selanjutnya Sunan Gunung Jati dariKesultanan Cirebon, menyerahkan pemerintahan di Jayakarta kepada putranya yaitu Maulana Hasanuddin dari Bantenyang menjadi sultan di Kesultanan Banten.

Batavia (1619–1942)[sunting | sunting sumber]

Pasukan Pangeran Jayakartamenyerahkan tawanan Belanda kepada Pangeran Jayakarta.
Bekas gedung stadhuis atau balai kotaBatavia. Bangunan ini sekarang menjadiMuseum Sejarah Jakarta.
Belanda datang ke Jayakarta sekitar akhir abad ke-16, setelah singgah di Banten pada tahun 1596. Jayakarta pada awal abad ke-17 diperintah olehPangeran Jayakarta, salah seorang kerabat Kesultanan Banten. Pada 1619,VOC dipimpin oleh Jan Pieterszoon Coen menduduki Jayakarta setelah mengalahkan pasukan Kesultanan Banten dan kemudian mengubah namanya menjadi Batavia. Selama kolonialisasi Belanda, Batavia berkembang menjadi kota yang besar dan penting. (Lihat Batavia). Untuk pembangunan kota, Belanda banyak mengimpor budak-budak sebagai pekerja. Kebanyakan dari mereka berasal dari BaliSulawesiMalukuTiongkok, dan pesisir Malabar, India. Sebagian berpendapat bahwa mereka inilah yang kemudian membentuk komunitas yang dikenal dengan nama suku Betawi. Waktu itu luas Batavia hanya mencakup daerah yang saat ini dikenal sebagai Kota Tua di Jakarta Utara. Sebelum kedatangan para budak tersebut, sudah ada masyarakat Sunda yang tinggal di wilayah Jayakarta seperti masyarakat Jatinegara Kaum. Sedangkan suku-suku dari etnis pendatang, pada zaman kolinialisme Belanda, membentuk wilayah komunitasnya masing-masing. Maka di Jakarta ada wilayah-wilayah bekas komunitas itu seperti Pecinan, PekojanKampung Melayu, Kampung Bandan, Kampung Ambon, Kampung Bali, dan Manggarai.
Pada tanggal 9 Oktober 1740, terjadi kerusuhan di Batavia dengan terbunuhnya 5.000 orang Tionghoa. Dengan terjadinya kerusuhan ini, banyak orang Tionghoa yang lari ke luar kota dan melakukan perlawanan terhadap Belanda.[18] Dengan selesainya Koningsplein (Gambir) pada tahun 1818, Batavia berkembang ke arah selatan. Tanggal 1 April 1905 di Ibukota Batavia dibentuk dua kotapraja atau gemeente, yakni Gemeente Batavia dan Meester Cornelis. Tahun 1920, Belanda membangun kota taman Menteng, dan wilayah ini menjadi tempat baru bagi petinggi Belanda menggantikan Molenvliet di utara. Pada tahun 1935, Batavia dan Meester Cornelis (Jatinegara) telah terintegrasi menjadi sebuah wilayah Jakarta Raya.[19]
Pada 1 Januari 1926 pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan peraturan untuk pembaharuan sistem desentralisasi dan dekonsentrasi yang lebih luas. Di Pulau Jawa dibentuk pemerintahan otonom provinsi. Provincie West Java adalah provinsi pertama yang dibentuk di wilayah Jawa yang diresmikan dengan surat keputusan tanggal 1 Januari 1926, dan diundangkan dalam Staatsblad (Lembaran Negara) 1926 No. 326, 1928 No. 27 jo No. 28, 1928 No. 438, dan 1932 No. 507. Batavia menjadi salah satu keresidenan dalam Provincie West Java disamping Banten, Buitenzorg (Bogor), Priangan, dan Cirebon.

Jakarta Tokubetsu Shi (1942– 1945)[sunting | sunting sumber]

Pendudukan oleh Jepang dimulai pada tahun 1942 dan mengganti nama Batavia menjadi Djakarta untuk menarik hati penduduk pada Perang Dunia II. Kota ini juga merupakan tempat dilangsungkannya Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945 dan diduduki Belanda sampai pengakuan kedaulatan tahun 1949.
Jakarta (1945-sekarang)
Sebelum tahun 1959, Djakarta merupakan bagian dari Provinsi Jawa Barat. Pada tahun 1959, status Kota Djakarta mengalami perubahan dari sebuah kotapraja di bawah wali kota ditingkatkan menjadi daerah tingkat satu (Dati I) yang dipimpin oleh gubernur. Yang menjadi gubernur pertama ialah Soemarno Sosroatmodjo, seorang dokter tentara. Pengangkatan Gubernur DKI waktu itu dilakukan langsung oleh Presiden Sukarno. Pada tahun 1961, status Jakarta diubah dari Daerah Tingkat Satu menjadi Daerah Khusus Ibukota (DKI) dan gubernurnya tetap dijabat oleh Sumarno.[20]
Semenjak dinyatakan sebagai ibu kota, penduduk Jakarta melonjak sangat pesat akibat kebutuhan tenaga kerja kepemerintahan yang hampir semua terpusat di Jakarta. Dalam waktu 5 tahun penduduknya berlipat lebih dari dua kali. Berbagai kantung permukiman kelas menengah baru kemudian berkembang, seperti Kebayoran BaruCempaka Putih,Pulo MasTebet, dan Pejompongan. Pusat-pusat permukiman juga banyak dibangun secara mandiri oleh berbagai kementerian dan institusi milik negara seperti Perum Perumnas.
Pada masa pemerintahan Soekarno, Jakarta melakukan pembangunan proyek besar, antara lain Gelora Bung Karno,Masjid Istiqlal, dan Monumen Nasional. Pada masa ini pula Poros Medan Merdeka-Thamrin-Sudirman mulai dikembangkan sebagai pusat bisnis kota, menggantikan poros Medan Merdeka-Senen-Salemba-Jatinegara. Pusat permukiman besar pertama yang dibuat oleh pihak pengembang swasta adalah Pondok Indah (oleh PT Pembangunan Jaya) pada akhir dekade 1970-an di wilayah Jakarta Selatan.
Laju perkembangan penduduk ini pernah coba ditekan oleh gubernur Ali Sadikin pada awal 1970-an dengan menyatakan Jakarta sebagai "kota tertutup" bagi pendatang. Kebijakan ini tidak bisa berjalan dan dilupakan pada masa-masa kepemimpinan gubernur selanjutnya. Hingga saat ini, Jakarta masih harus bergelut dengan masalah-masalah yang terjadi akibat kepadatan penduduk, seperti banjirkemacetan, serta kekurangan alat transportasi umum yang memadai.
Pada Mei 1998, terjadi kerusuhan di Jakarta yang memakan korban banyak etnis TionghoaGedung MPR/DPR diduduki oleh para mahasiswa yang menginginkan reformasi. Buntut kerusuhan ini adalah turunnya Presiden Soeharto dari kursi kepresidenan. (Lihat Kerusuhan Mei 1998).

Ekonomi[sunting | sunting sumber]

Jalan Jenderal Sudirman, salah satu pusat bisnis dan perekonomian Jakarta.
Jakarta merupakan kota dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat. Saat ini, lebih dari 70% uang negara beredar di Jakarta.[21] Perekonomian Jakarta terutama ditunjang oleh sektor perdagangan, jasa, properti, industri kreatif, dan keuangan. Beberapa sentra perdagangan di Jakarta yang menjadi tempat perputaran uang cukup besar adalah kawasan Tanah Abang dan Glodok. Kedua kawasan ini masing-masing menjadi pusat perdagangan tekstil serta dengan sirkulasi ke seluruh Indonesia. Bahkan untuk barang tekstil dari Tanah Abang, banyak pula yang menjadi komoditi ekspor. Sedangkan untuk sektor keuangan, yang memberikan kontribusi cukup besar terhadap perekonomian Jakarta adalah industri perbankan dan pasar modal. Untuk industri pasar modal, pada bulan Mei 2013 Bursa Efek Indonesia tercatat sebagai bursa yang memberikan keuntungan terbesar, setelah Bursa Efek Tokyo.[22] Pada bulan yang sama, kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia telah mencapai USD 510,98 miliar atau nomor dua tertinggi di kawasan ASEAN.[23]
Pada tahun 2012, pendapatan per kapita masyarakat Jakarta sebesar Rp 110,46 juta per tahun (USD 12,270).[24] Sedangkan untuk kalangan menengah atas dengan penghasilan Rp 240,62 juta per tahun (USD 26,735), mencapai 20% dari jumlah penduduk. Di sini juga bermukim lebih dari separuh orang-orang kaya di Indonesia dengan penghasilan minimal USD 100,000 per tahun. Kekayaan mereka terutama ditopang oleh kenaikan harga saham serta properti yang cukup signifikan. Saat ini Jakarta merupakan kota dengan tingkat pertumbuhan harga properti mewah yang tertinggi di dunia, yakni mencapai 38,1%.[25] Selain hunian mewah, pertumbuhan properti Jakarta juga ditopang oleh penjualan dan penyewaan ruang kantor. Pada periode 2009-2012, pembangunan gedung-gedung pencakar langit (di atas 150 meter) di Jakarta mencapai 87,5%. Hal ini telah menempatkan Jakarta sebagai salah satu kota dengan pertumbuhan pencakar langit tercepat di dunia.[26] Pada tahun 2020, diperkirakan jumlah pencakar langit di Jakarta akan mencapai 250 unit. Dan pada saat itu Jakarta telah memiliki gedung tertinggi di Asia Tenggara dengan ketinggian mencapai 638 meter (The Signature Tower).

Transportasi[sunting | sunting sumber]

Peta pola induk transportasi metropolitan Jakarta.
Di DKI Jakarta, tersedia jaringan jalan raya dan jalan tol yang melayani seluruh kota, namun perkembangan jumlah mobil dengan jumlah jalan sangatlah timpang (5-10% dengan 4-5%).
Menurut data dari Dinas Perhubungan DKI, tercatat 46 kawasan dengan 100 titik simpang rawan macet di Jakarta. Definisi rawan macet adalah arus tidak stabil, kecepatan rendah serta antrean panjang. Selain oleh warga Jakarta, kemacetan juga diperparah oleh para pelaju dari kota-kota di sekitar Jakarta seperti DepokBekasiTangerang, danBogor yang bekerja di Jakarta. Untuk di dalam kota, kemacetan dapat dilihat di Jalan SudirmanJalan ThamrinJalan Rasuna SaidJalan Satrio, dan Jalan Gatot Subroto. Kemacetan sering terjadi pada pagi dan sore hari, yakni disaat jam pergi dan pulang kantor.
Peta jalur Transjakarta.
Untuk melayani mobilitas penduduk Jakarta, pemerintah menyediakan sarana bus PPD. Selain itu terdapat pula bus kota yang dikelola oleh pihak swasta, seperti Mayasari Bhakti, Metro Mini, Kopaja, dan Bianglala. Bus-bus ini melayani rute yang menghubungkan terminal-terminal dalam kota, antara lain Pulogadung, Kampung Rambutan, Blok M, Kalideres, Grogol, Tanjung Priok, Lebak Bulus, Rawamangun, dan Kampung Melayu. Untuk angkutan lingkungan, terdapat angkutan kota seperti Mikrolet dan KWK, dengan rute dari terminal ke lingkungan sekitar terminal. Selain itu ada pula ojekbajaj, dan bemo untuk angkutan jarak pendek. Tidak seperti wilayah lainnya di Jakarta yang menggunakan sepeda motor, di kawasan Tanjung Priok dan Jakarta Kota, pengendara ojek menggunakan sepeda ontel. Angkutan becakmasih banyak dijumpai di wilayah pinggiran Jakarta seperti di Bekasi,Tangerang, dan Depok.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah memulai pembangunan kereta bawah tanah (subway) dan MRT Jakarta pada Tahun 2013. Subway jalur Lebak Bulus hingga Bundaran Hotel Indonesia sepanjang 15 km ditargetkan beroperasi pada 2017. Jalur kereta monorel juga sedang dipersiapkan melayani jalur Semanggi - Roxy yang dibiayai swasta dan jalur Kuningan - Cawang - Bekasi - Bandara Soekarno Hatta yang dibiayai pemerintah pusat. Untuk lintasan kereta api, pemerintah pusat sedang menyiapkan double track pada jalur lintasan kereta api Manggarai Cikarang. Selain itu juga, saat ini sedang dibangun jalur kereta api dari Manggarai menuju Bandara Soekarno-Hatta di Cengkareng.

Transjakarta[sunting | sunting sumber]

Bus Transjakarta.
Sejak tahun 2004, Pemerintah DKI Jakarta telah menghadirkan layanan transportasi umum yang dikenal dengan TransJakarta. Layanan ini menggunakan bus AC dan halte yang berada di jalur khusus. Saat ini ada dua belas koridor Transjakarta yang telah beroperasi, yaitu:

Kereta listrik[sunting | sunting sumber]

KRL Jabotabek.
Selain bus kota, angkutan kota, becak dan bus Transjakarta, sarana transportasi andalan masyarakat Jakarta adalah kereta rel listrik atau yang biasa dikenal dengan KRL Jabotabek. Kereta listrik ini beroperasi dari pagi hari hingga malam hari, melayani masyrakat penglaju yang bertempat tinggal di seputaran Jabodetabek. Ada beberapa jalur kereta rel listrik, yakni

Angkutan sungai[sunting | sunting sumber]

Angkutan Sungai, atau lebih populer dengan sebutan "Waterways", adalah sebuah sistem transportasi alternatif melalui sungai di Jakarta, Indonesia. Sistem transportasi ini diresmikan penggunaannya oleh Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso pada tanggal 6 Juni 2007. Sistem ini merupakan bagian dari penataan sistem transportasi di Jakarta yang disebut Pola Transportasi Makro (PTM). Dalam PTM disebutkan bahwa arah penataan sistem transportasi merupakan integrasi beberapa model transportasi yang meliputi Bus Rapid Transit (BRT), Light Rapid Transit (LRT), Mass Rapid Transit (MRT), dan Angkutan Sungai (Waterways).
Waterways mulai dioperasikan dan diintegrasikan dalam transportasi makro Jakarta setelah peresmian rute Halimun-Karet sepanjang 1,7 kilometer oleh Gubernur Sutiyoso pada 6 Juni 2007. Rute ini merupakan bagian dari perencanaan rute Manggarai-Karet sepanjang 3,6 kilometer. Waterways merupakan kelanjutan dari pengoperasian sistem transportasi TransJakarta. Untuk mengawali Waterways, Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta mengoperasikan dua unit kapal yang masing-masing berkapasitas 28 orang yang disebut KM Kerapu III dan KM Kerapu IV yang berkecepatan maksimal 8 knot.

Infrastruktur[sunting | sunting sumber]

Suasana Bundaran HI ketika Car-Free Day tiap hari Minggu.
Terminal 3 Bandar Udara Internasional Soekarno-HattaTangerang-Banten
Sebagai salah satu kota metropolitan dunia, Jakarta telah memiliki infrastruktur penunjang berupa jalan, listrik, telekomunikasi, air bersih, gas, serat optik, bandara, dan pelabuhan. Saat ini rasio jalan di Jakarta mencapai 6,2% dari luas wilayahnya.[27] Selain jalan protokol, jalan ekonomi, dan jalan lingkungan, Jakarta juga didukung oleh jaringan Jalan Tol Lingkar DalamJalan Tol Lingkar LuarJalan Tol Jagorawi, dan Jalan Tol Ulujami-Serpong. Pemerintah juga berencana akan membangun Tol Lingkar Luar tahap kedua yang mengelilingi kota Jakarta dari Bandara Soekarno Hatta-Tangerang-Serpong-Cinere-Cimanggis-Cibitung-Tanjung Priok.
Untuk ke kota-kota lain di Pulau Jawa, Jakarta terhubung dengan Jalan Tol Jakarta-Cikampek yang bersambung dengan Jalan Tol Cipularang. Selain itu juga tersedia layanan kereta api yang berangkat dari enam stasiun pemberangkatan di Jakarta. Untuk ke Pulau Sumatera, tersedia ruas Jalan Tol Jakarta-Merak yang kemudian dilanjutkan dengan layanan penyeberangan dari Pelabuhan Merak ke Bakauheni.
Untuk ke luar pulau dan luar negeri, Jakarta memiliki satu pelabuhan laut diTanjung Priok dan bandar udara yaitu:
Untuk pengadaan air bersih, saat ini Jakarta dilayani oleh dua perusahaan asing, yakni Thames Jaya (Inggris) untuk wilayah sebelah timur Sungai Ciliwung, dan PAM Lyonnaise Jaya (Prancis) untuk wilayah sebelah barat Sungai Ciliwung. Pada tahun 2010, kedua perusahaan ini hanya menyuplai air bersih kepada 44% penduduk Jakarta.[28]

Kependudukan[sunting | sunting sumber]

Historical population
TahunJumlah
Pend.
  
±%  
187065.000—    
187599.100+52.5%
1880102.900+3.8%
1890105.100+2.1%
1895114.600+9.0%
1901115.900+1.1%
1905138.600+19.6%
1918234.700+69.3%
1920253.800+8.1%
1925290.400+14.4%
1930435.184+49.9%
1940533.000+22.5%
1945600.000+12.6%
19501.733.600+188.9%
19592.814.000+62.3%
19612.906.533+3.3%
19714.546.492+56.4%
19806.503.449+43.0%
19908.259.639+27.0%
20008.384.853+1.5%
20058.540.306+1.9%
20109.607.787+12.5%

Berdasarkan data BPS pada tahun 2011, jumlah penduduk Jakarta adalah 10.187.595 jiwa. Namun pada siang hari, angka tersebut dapat bertambah seiring datangnya para pekerja dari kota satelit seperti BekasiTangerang,Bogor, dan Depok.

Agama[sunting | sunting sumber]

Agama yang dianut oleh penduduk DKI Jakarta beragam. Menurut data pemerintah DKI pada tahun 2005, komposisi penganut agama di kota ini adalah Islam (84,4%), Kristen Protestan (6,2 %), Katolik (5,7 %), Hindu (1,2 %), dan Buddha (3,5 %)[29] Jumlah umat Buddha terlihat lebih banyak karena umatKonghucu juga ikut tercakup di dalamnya. Angka ini tidak jauh berbeda dengan keadaan pada tahun 1980, dimana umat Islam berjumlah 84,4%, diikuti oleh Protestan (6,3%), Katolik (2,9%), Hindu dan Buddha (5,7%), serta Tidak beragama (0,3%)[30] Menurut Cribb, pada tahun 1971 penganut agama Kong Hu Cusecara relatif adalah 1,7%. Pada tahun 1980 dan 2005, sensus penduduk tidak mencatat agama yang dianut selain keenam agama yang diakui pemerintah.
Berbagai tempat peribadatan agama-agama dunia dapat dijumpai di Jakarta. Masjid dan mushala, sebagai rumah ibadah umat Islam, tersebar di seluruh penjuru kota, bahkan hampir di setiap lingkungan. Masjid terbesar adalah masjid nasional, Masjid Istiqlal, yang terletak di Gambir. Sejumlah masjid penting lain adalah Masjid Agung Al-Azhar diKebayoran BaruMasjid At Tin di Taman Mini, dan Masjid Sunda Kelapa di Menteng.
Sedangkan gereja besar yang terdapat di Jakarta antara lain, Gereja Katedral Jakarta, Gereja Santa Theresia di Menteng, dan Gereja Santo Yakobus di Kelapa Gading untuk umat Katolik. Masih dalam lingkungan di dekatnya, terdapat bangunan Gereja Immanuelyang terletak di seberang Stasiun Gambir bagi umat Kristen Protestan. Selain itu, ada Gereja Koinonia di Jatinegara, Gereja Sion di Jakarta Kota, Gereja Kristen Toraja di Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Bagi umat Hindu yang bermukim di Jakarta dan sekitarnya, terdapat Pura Adhitya Jaya yang berlokasi di Rawamangun, Jakarta Timur, dan Pura Segara di Cilincing, Jakarta Utara. Rumah ibadah umat Buddha antara lain Vihara Dhammacakka Jaya di Sunter,Vihara Theravada Buddha Sasana di Kelapa Gading, dan Vihara Silaparamitha di Cipinang Jaya. Sedangkan bagi penganut Konghucu terdapat Kelenteng Jin Tek Yin. Jakarta juga memiliki satu sinagoga yang digunakan oleh pekerja asing Yahudi.[butuh rujukan]

Etnis[sunting | sunting sumber]

Berdasarkan sensus penduduk tahun 2000, tercatat bahwa penduduk Jakarta berjumlah 8,3 juta jiwa yang terdiri dari orang Jawa sebanyak 35,16%, Betawi (27,65%), Sunda(15,27%), Tionghoa (5,53%), Batak (3,61%), Minangkabau (3,18%), Melayu (1,62%), Bugis (0,59%), Madura (0,57%),Banten (0,25%), dan Banjar (0,1%)[31]
Jumlah penduduk dan komposisi etnis di Jakarta, selalu berubah dari tahun ke tahun. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2000, tercatat bahwa setidaknya terdapat tujuh etnis besar yang mendiami Jakarta. Suku Jawa merupakan etnis terbesar dengan populasi 35,16% penduduk kota. Etnis Betawi berjumlah 27,65% dari penduduk kota. Pembangunan Jakarta yang cukup pesat sejak awal tahun 1970-an, telah banyak menggusur perkampungan etnis Betawi ke pinggiran kota. Pada tahun 1961, orang Betawi masih membentuk persentase terbesar di wilayah pinggiran seperti CengkarengKebon Jeruk,Pasar Minggu, dan Pulo Gadung[32]
Jumlah orang Jawa banyak di Jakarta karena ketimpangan pembangunan antara daerah dan Jakarta. Sehingga orang Jawa mencari pekerjaan di Jakarta. Hal ini memunculkan tradisi mudik setiap tahun saat menjelang Lebaran yaitu orang daerah di Jakarta pulang secara bersamaan ke daerah asalnya. Jumlah mudik lebaran yang terbesar dari Jakarta adalah menuju Jawa Tengah. Secara rinci prediksi jumlah pemudik tahun 2104 ke Jawa Tengah mencapai 7.893.681 orang. Dari jumlah itu didasarkan beberapa kategori, yakni 2.023.451 orang pemudik sepeda motor, 2.136.138 orang naik mobil, 3.426.702 orang naik bus, 192.219 orang naik kereta api, 26.836 orang naik kapal laut, dan 88.335 orang naik pesawat.[33]Bahkan menurut data Kementerian Perhubungan Indonesia menunjukkan tujuan pemudik dari Jakarta adalah 61% Jateng, 39% Jatim dan 10% daerah lain. Ditinjau dari profesinya, 28% pemudik adalah karyawan swasta, 27% wiraswasta, 17% PNS/TNI/POLRI, 10% pelajar/mahasiswa, 9% ibu rumah tangga dan 9% profesi lainnya. Diperinci menurut pendapatan pemudik, 44% berpendapatan Rp. 3-5 Juta, 42% berpendapatan Rp. 1-3 Juta, 10% berpendapatan Rp. 5-10 Juta, 3% berpendapatan dibawah Rp. 1 Juta dan 1% berpendapatan di atas Rp. 10 Juta.[34]
Orang Tionghoa telah hadir di Jakarta sejak abad ke-17. Mereka biasa tinggal mengelompok di daerah-daerah permukiman yang dikenal dengan istilah Pecinan. Pecinan atau Kampung Cina dapat dijumpai di GlodokPinangsia, danJatinegara, selain perumahan-perumahan baru di wilayah Kelapa GadingPluit, dan Sunter. Orang Tionghoa banyak yang berprofesi sebagai pengusaha atau pedagang.[35] Disamping etnis Tionghoa, etnis Minangkabau juga banyak yang berdagang, di antaranya perdagangan grosir dan eceran di pasar-pasar tradisional kota Jakarta.
Masyarakat dari Indonesia Timur, terutama etnis Bugis, Makassar, dan Ambon, terkonsentrasi di wilayah Tanjung Priok. Di wilayah ini pula, masih banyak terdapat masyarakat keturunan Portugis, serta orang-orang yang berasal dari Luzon,Filipina.[32]
Etnis di Jakarta pada tahun 1930, 1961, dan 2000
EtnisTahun 1930 [36]Tahun 1961 [32]Tahun 2000 [37]
Jawa11,01%25,4% *35,16%
Betawi36,19%22,9%27,65%
Sunda25,37%32,85%15,27%
Tionghoa14,67%10,1%5,53%
Batak0,23%1,0%3,61%
Minangkabau0,60%2,1%3,18%
Melayu1,13%2,8%1,62%
Bugis--0,6%0,59%
Madura0,05%--0,57
Banten----0,25
Banjar--0,200,10
Minahasa0,70%0,70--
Lain-lain10,05%1,35%6,47%
* Catatan: Termasuk Suku Madura di dalamnya

Geografi[sunting | sunting sumber]

Jakarta berlokasi di sebelah utara Pulau Jawa, di muara CiliwungTeluk Jakarta. Jakarta terletak di dataran rendah pada ketinggian rata-rata 8 meter dpl. Hal ini mengakibatkan Jakarta sering dilanda banjir. Sebelah selatan Jakarta merupakan daerah pegunungan dengan curah hujan tinggi. Jakarta dilewati oleh 13 sungai yang semuanya bermuara ke Teluk Jakarta. Sungai yang terpenting ialah Ciliwung, yang membelah kota menjadi dua. Sebelah timur dan selatan Jakarta berbatasan dengan provinsi Jawa Barat dan di sebelah barat berbatasan dengan provinsi Banten.
Kepulauan Seribu merupakan kabupaten administratif yang terletak di Teluk Jakarta. Sekitar 105 pulau terletak sejauh 45 km (28 mil) sebelah utara kota.

Iklim[sunting | sunting sumber]

Jakarta memiliki suhu udara yang panas dan kering atau beriklim tropis. Terletak di bagian barat Indonesia, Jakarta mengalami puncak musim penghujan pada bulan Januari dan Februari dengan rata-rata curah hujan 350 milimeter dengan suhu rata-rata 27 °C. Curah hujan antara bulan Januari dan awal Februari sangat tinggi, pada saat itulah Jakarta dilanda banjir setiap tahunnya, dan puncak musim kemarau pada bulan Agustus dengan rata-rata curah hujan 60 milimeter . Bulan September dan awal oktober adalah hari-hari yang sangat panas di Jakata, suhu udara dapat mencapai 40 °C .[38]. Suhu rata-rata tahunan berkisar antara 25°-38 °C (77°-100 °F).[39]
[sembunyikan]Data iklim Jakarta
BulanJanFebMarAprMeiJunJulAgtSepOktNovDesTahun
Rata-rata tertinggi °C (°F)29.9
(85.8)
30.3
(86.5)
31.5
(88.7)
32.5
(90.5)
32.5
(90.5)
31.4
(88.5)
32.3
(90.1)
32.0
(89.6)
33.0
(91.4)
32.7
(90.9)
31.3
(88.3)
32.0
(89.6)
31.8
(89.2)
Rata-rata terendah °C (°F)24.2
(75.6)
24.3
(75.7)
25.2
(77.4)
25.1
(77.2)
25.4
(77.7)
24.8
(76.6)
25.1
(77.2)
24.9
(76.8)
25.5
(77.9)
25.5
(77.9)
24.9
(76.8)
24.9
(76.8)
25.0
(77)
Presipitasimm (inci)384.7
(15.146)
309.8
(12.197)
100.3
(3.949)
257.8
(10.15)
133.4
(5.252)
83.1
(3.272)
30.8
(1.213)
34.2
(1.346)
29.0
(1.142)
33.1
(1.303)
175.0
(6.89)
84.0
(3.307)
1.655,2
(65,165)
Rata-rata hari hujan262015181317524692212187
Sumber: World Meteorological Organisation [40]

Lingkungan[sunting | sunting sumber]

Jakarta merupakan salah satu kota dengan udara terbersih di Indonesia. Salah satu faktor penentu keberhasilan tersebut adalah keberadaan kawasanMenteng dan Kebayoran Baru yang asri dan bersih.
Selain Menteng dan Kebayoran Baru, banyak wilayah lain di Jakarta yang sudah bersih dan teratur. Permukiman ini biasanya dikembangkan oleh pengembang swasta, dan menjadi tempat tinggal masyarakat kelas menengah. Pondok Indah, Kelapa Gading, Pulo Mas, dan Cempaka Putih, adalah beberapa wilayah permukiman yang bersih dan teratur. Namun di beberapa wilayah lain Jakarta, masih nampak permukiman kumuh yang belum teratur. Permukiman kumuh ini berupa perkampungan dengan tingkat kepadatan penduduk cukup tinggi, serta banyaknya rumah yang dibangun secara berhimpitan di dalam gang-gang sempit. Beberapa wilayah di Jakarta yang memiliki kepadatan penduduk cukup tinggi antara lain, Tanjung PriokJohar BaruPademanganSawah Besar, danTambora.

Taman kota[sunting | sunting sumber]

Jakarta memiliki banyak taman kota yang berfungsi sebagai daerah resapan air. Taman Monas atau Taman Medan Merdeka merupakan taman terluas yang terletak di jantung Jakarta. Di tengah taman berdiri Monumen Nasional yang dibangun pada tahun 1963. Taman terbuka ini dibuat oleh Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels (1870) dan selesai pada tahun 1910 dengan nama Koningsplein. Di taman ini terdapat beberapa ekor kijang dan 33 pohon yang melambangkan 33 provinsi di Indonesia.[41]
Taman Suropati terletak di kecamatan MentengJakarta Pusat. Taman berbentuk oval dengan luas 16,322 m2 ini, dikelilingi oleh beberapa bangunan Belanda kuno. Di taman tersebut terdapat beberapa patung modern karya artis-artisASEAN, yang memberikan sebutan lain bagi taman tersebut, yaitu "Taman persahabatan seniman ASEAN".[42]
Taman Lapangan Banteng merupakan taman lain yang terletak di Gambir, Jakarta Pusat. Luasnya sekitar 4,5 ha. Di sini terdapat Monumen Pembebasan Irian Barat. Pada tahun 1970-an, taman ini digunakan sebagai terminal bus. Kemudian pada tahun 1993, taman ini kembali diubah menjadi ruang publik, tempat rekreasi, dan juga kadang-kadang sebagai tempat pertunjukan seni.[43]

Pemerintahan[sunting | sunting sumber]

Peta DKI Jakarta tanpa Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu.
Dasar hukum bagi DKI Jakarta adalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2007, tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai ibu kota Negara Kesatuan Republik Indonesia. UU ini menggantikan UU Nomor 34 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibu kota Negara Republik Indonesia Jakarta serta UU Nomor 11 Tahun 1990 tentang Susunan Pemerintahan Daerah Khusus Ibu kota Negara Republik Indonesia Jakarta yang keduanya tidak berlaku lagi.
Jakarta berstatus setingkat provinsi dan dipimpin oleh seorang gubernur. Berbeda dengan provinsi lainnya, Jakarta hanya memiliki pembagian di bawahnya berupa kota administratif dan kabupaten administratif, yang berarti tidak memiliki perwakilan rakyat tersendiri.
DKI Jakarta memiliki status khusus sebagai Daerah Khusus Ibukota. DKI Jakarta ini dibagi kepada lima kota dan satu kabupaten, yaitu:
No.Kabupaten/Kota administrasiPusat pemerintahanBupati/Wali KotaKecamatanKelurahan/desaLogo
Jakarta COA.svg
Lokasi
1Kabupaten Administrasi Kepulauan SeribuPulau PramukaBudi Utomo26
Jakarta COA.svg
Peta Banten Utara.png
2Kota Administrasi Jakarta BaratKebon JerukAnas Effendi856
Seal of West Jakarta.jpg
Jakarta barat.png
3Kota Administrasi Jakarta PusatMentengMangara Pardede844
Seal of Central Jakarta.jpg
Jakarta pusat.png
4Kota Administrasi Jakarta SelatanKebayoran BaruTri Kurniadi1065
Seal of South Jakarta.png
Jakarta selatan.png
5Kota Administrasi Jakarta TimurCakungBambang Musyawardhana1065
Lambang Kota Jakarta Timur.png
Jakarta timur.png
6Kota Administrasi Jakarta UtaraKojaRustam Effendi632
Kota jakarta utara.png
Jakarta utara.png

Kepala daerah[sunting | sunting sumber]

Daftar kepala daerah yang pernah memerintah DKI Jakarta
NoGubernurMulai jabatanAkhir jabatanKet.Wakil Gubernur
1
Suwiryo.jpgSoewirjo
23 September 1945
November 1947
[ket. 1]
2
Daan Jahja.jpgDaan Jahja
(Gubernur Militer Jakarta)
1948
1950
[ket. 2]
3
(1)
Suwiryo.jpgSoewirjo
17 Februari 1950
2 Mei 1951
4
Syamsurijal.jpgSjamsuridjal
2 Mei 1951
9 November 1953
5
Sudiro.jpgSudiro
9 November 1953
29 Januari 1960
Flag of Indonesia.svg Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Jakarta COA.svg
6
Dr Sumarno DKI.jpgSoemarno Sosroatmodjo
29 Januari 1960
26 Agustus 1964
[ket. 3]
Henk Ngantung
7
HenkNgantung2.pngHenk Ngantung
26 Agustus 1964
15 Juli 1965
8
Dr Sumarno DKI.jpgSoemarno Sosroatmodjo
15 Juli 1965
28 April 1966
[ket. 4]
9
Ali Sadikin (1975).jpgAli Sadikin
28 April 1966
1977
RHA Wiriadinata
10
Tjokropranolo3.jpgTjokropranolo
1977
1982
11
R. Soeprapto.jpgSoeprapto
1982
1987
Eddie Marzuki Nalapraya
Bunyamin Ramto
12
Wiyogo Atmodarminto.jpgWiyogo Atmodarminto
1987
1992
Basofi Sudirman
Herbowo
13
SoerjadiGubernur.jpgSoerjadi Soedirdja
1992
1997
· M. Idroes
· Tubagus Muhammad Rais
· RS Museno
14
Sutiyosodki.jpgSutiyoso
6 Oktober 1997
6 Oktober 2002
· Abdul Kahfi
·Boedihardjo Soekmadi
·Djailani
· Fauzi Alvi
6 Oktober 2002
7 Oktober 2007
Fauzi Bowo
15
Fauzi Bowo (cropped).jpgFauzi Bowo
7 Oktober 2007
7 Oktober 2012
Prijanto
Fadjar-panjaitan-5.jpgFadjar Panjaitan
(Pelaksana Tugas)
8 Oktober 2012
15 Oktober 2012
[ket. 5]
Lowong
16
Gubernur DKI Jokowi (cropped).jpgJoko Widodo
15 Oktober 2012
1 Juni 2014
[ket. 6]
Basuki Tjahaja Purnama
Wakil Gubernur DKI Basuki TP (cropped).jpgBasuki Tjahaja Purnama
(Pelaksana Tugas)
1 Juni 2014
22 Juli 2014
[ket. 7]
Gubernur DKI Jokowi (cropped).jpgJoko Widodo
22 Juli 2014
16 Oktober 2014
[ket. 8]
Gubernur DKI Basuki (cropped).jpgBasuki Tjahaja Purnama
16 Oktober 2014
19 November 2014
[ket. 9]
Lowong
17
19 November 2014
Petahana
Djarot Saiful Hidayat

Perwakilan[sunting | sunting sumber]

DPRD DKI Jakarta
2014-2019
PartaiKursi
Lambang PDI-P PDI-P28
Lambang Partai Gerindra Partai Gerindra15
Lambang PKS PKS11
Lambang PPP PPP10
Lambang Partai Demokrat Partai Demokrat10
Lambang Partai Hanura Partai Hanura10
Lambang Partai Golkar Partai Golkar9
Lambang PKB PKB6
Lambang Partai NasDem Partai NasDem5
Lambang PAN PAN2
Total106
Sumber: Situs web DPRD DKI Jakarta[48]
DKI Jakarta memiliki 21 perwakilan di DPR (dari tiga daerah pemilihan) dan empat orang untuk DPD. Keempat anggota DPD untuk periode 2014-2019 adalah Fahira Fahmi Idris, S.E, M.H; Drs. H. A.M. Fatwa; DR. Dailami Firdaus, S.H, LL.M, MBA; dan DR. Abdul Azis Khafia, S.Si, M.Si. Selain itu berdasarkan hasil Pemilu Legislatif 2014, DPRD Jakarta memperoleh total 106 kursi yang didominasi oleh PDI-P (28 kursi),Partai Gerindra (15 kursi) dan PKS (11 kursi). Mayoritas dari anggota ini adalah wajah baru (60/106, sekitar 60%). Pimpinan DPRD DKI Jakarta periode 2014-2019 terdiri dari Prasetyo Edi Marsudi (Ketua; PDI-P), Muhammad Taufik (Wakil Ketua; Gerindra), Triwisaksana (Wakil Ketua; PKS), Abraham Lunggana (Wakil Ketua; PPP), dan Ferrial Sofyan (Wakil Ketua; Demokrat) yang resmi dilantik pada tanggal 26 September 2014.[49]

Kedutaan besar[sunting | sunting sumber]

Lihat pula: Daftar kedutaan besar di Jakarta
Di Jakarta terdapat 77 kedutaan besar negara-negara sahabat. Sebagian besar kedutaan ini terletak di kawasan bisnis Jakarta. Beberapa kedutaan besar negara-negara sahabat, sempat diancam oleh bom, yakni Kedutaan Besar Australia dan Kedutaan Besar Filipina. Kedutaan Besar Amerika Serikat, Inggris, dan Malaysia kerap menjadi tempat berdemonstrasi warga, yang memprotes kebijakan internasional negara tersebut.

Pendidikan[sunting | sunting sumber]

DKI Jakarta menyediakan sarana pendidikan dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi. Kualitas dari pendidikan pun juga sangat bervariasi dari gedung mewah dengan pendingin udara sampai yang sederhana.
Belakangan ini mulai muncul berbagai sekolah dengan kurikulum yang diserap dari negara lain seperti Singapura danAustralia. Sekolah lain dengan kurikulum Indonesia pun juga muncul dengan metode pengajaran yang berbeda, sepertiSekolah Dasar Islam Terpadu. Selain sekolah yang didirikan oleh pemerintah, banyak pula sekolah yang dikembangkan oleh pihak swasta, seperti Al-Azhar, Muhammadiyah, BPK Penabur, Kolese KanisiusDon Bosco, Tarakanita, Pangudi Luhur, Santa Ursula, Regina Pacis dan Marsudirini.
DKI Jakarta juga menjadi lokasi berbagai universitas terkemuka, antara lain:

Pariwisata[sunting | sunting sumber]

Monumen Nasional yang berdiri tegak di tengah Lapangan Merdeka.
Jakarta merupakan salah satu destinasi wisata yang cukup baik di Indonesia. Untuk meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Jakarta, pemerintah mengadakan program "Enjoy Jakarta". Beberapa tempat pariwisata yang terkenal dan biasa dikunjungi oleh para wisatawan lokal dan mancanegara diantaranya adalah Taman Mini Indonesia IndahPulau Seribu,Kebun Binatang Ragunan, dan Taman Impian Jaya Ancol (termasuk taman bermain Dunia Fantasi dan Seaworld Indonesia). Disamping itu Jakarta juga memiliki banyak tempat wisata sejarah, yakni berupa museum dan tugu. Diantaranya adalah Museum GajahMuseum Fatahillah, dan Monumen Nasional.[50] Disamping tempat wisatanya yang memadai, saat ini di Jakarta telah tersedia sekitar 219 hotel berbintang, 3.173 restoran, dan 40 balai pertemuan.[51] Hampir semua jaringan hotel kelas dunia telah membuka gerainya di Jakarta, seperti JW Marriott JakartaThe Ritz-Carlton Jakarta, Shangri-La Hotel, dan Grand Hyatt Jakarta.

Wisata belanja[sunting | sunting sumber]

Dalam rangka menciptakan Jakarta sebagai kota tujuan wisata belanja, setiap bulan Juni-Juli pemerintah mengadakan program "Jakarta Great Sale". Program ini diadakan di pusat-pusat perbelanjaan yang terdapat di Jakarta. Untuk mewujudkan Jakarta sebagai tujuan wisata belanja yang unggul, pemerintah saat ini sedang mengembangkan poros Casablanca-Satrio sebagai poros wisata belanja. Di poros ini, terdapat beberapa pusat perbelanjaan untuk berbagai segmen, yaitu Mal Ambassador, ITC Kuningan,Ciputra World Jakarta, Kuningan City, dan Kota Kasablanka. Tak jauh dari situ berdiri pula Plaza Festival, salah satu pusat kuliner yang menawarkan makanan-makanan khas Jakarta.

Pasar dan pusat perbelanjaan[sunting | sunting sumber]

Plaza Indonesia, Jakarta Pusat.
Jakarta memiliki nama-nama pasar sesuai dengan nama hari dalam sepekan. Namun dari nama-nama hari itu termasuk Pasar MingguPasar SenenPasar Rebo, dan Pasar Jumat, dan kini menjadi nama sebuah daerah. Sementara, Pasar Selasa, Pasar Kamis, dan Pasar Sabtu, tidak terdengar lagi, konon karena terkalahkan oleh nama daerah. Nama pasar dikaitkan dengan nama hari karena dalam riwayatnya, aktivitas di pasar itu dilakukan pada hari tertentu. Misalnya, disebut Pasar Senen karena aktivitas di pasar tersebut dulunya selalu dilakukan setiap hari Senin. Kini nama tersebut menjadi sebuah kecamatan di wilayah Jakarta Pusat.
Dalam arsip Kolonial, pasar pertama kali didirikan oleh seorang tuan tanah berdarah Belanda bernama Yustinus Vinck di bagian selatan Castle Batavia pada tahun 1730an. Pasar itu bernama "Vincke Passer" yang saat ini dikenal dengan nama Pasar SenenVincke Passer merupakan pasar pertama yang menerapkan sistem jual beli dengan menggunakan uang sebagai alat jual beli yang sah.
Kemudian masuk pada abad ke-19 atau pada tahun 1801, pemerintah VOC memberikan kebijakan dalam perizinan membangun pasar kepada tuan tanah. Namun dengan peraturan pasar yang didirikan dibedakan menurut harinya. Vincke Passer buka setiap hari Senin, sehingga orang pribumi sering menyebut Vincke Passer sebagai "Pasar Senen" dan hingga saat ini nama tersebut masih melekat hingga diabadikan menjadi sebuah nama daerah.
Selain Vincke Passer yang buka hari Senin, ada juga pasar yang buka hari Selasa yakni "Pasar Koja", pasar yang buka setiap hari Rabu adalah Pasar Rebo yang kini menjadi "Pasar Induk Kramat Jati". Kemudian pasar yang buka setiap hariKamis adalah Mester Passer yang kini disebut "Pasar Jatinegara". Selanjutnya ada beberapa pasar yang buka pada hariJumat, seperti "Pasar Lebakbulus", "Pasar Klender", dan "Pasar Cimanggis".
Untuk Pasar Sabtu, atau pasar yang bukanya setiap hari Sabtu adalah "Pasar Tanah Abang". Sedangkan Pasar Mingguatau yang dulu dikenal dengan sebutan "Tanjung Oost Passer" buka pada hari Minggu. Perbedaan pengoperasian pasar ini dilakukan VOC dengan alasan keamanan serta faktor untuk mempermudah orang dalam berkunjung dan lebih mengenal suatu pasar. Namun kebijakan berlakunya hari kerja pasar tak berlangsung lama. Sebab sejak VOC bangkrut akibat banyak pejabat yang korupsi, pemerintahan Belanda di Batavia diambil alih oleh Kerajaan Hindia-Belanda. Sejak zaman Hindia-Belanda, peraturan hari kerja pasar pun tak berlaku lagi, hingga sebagian besar pasar buka setiap hari, meski terlanjur menyandang nama hari sebagai nama pasar.
Di zaman Hindia Belanda pada akhir abad ke-19 inilah banyak bermunculan pasar-pasar baru yang lebih modern, sepertiPasar Baru dan Pasar Glodok. Pasar-pasar yang muncul di era abad ke-19 akhir hingga awal abad ke-20 menjadi inspirasi lahirnya supermarket dan juga mal.
Sejak awal tahun 1980, Pemerintah DKI Jakarta gencar membangun pusat-pusat perbelanjaan modern, atau biasa yang dikenal dengan mal dan plaza. Saat ini Jakarta merupakan salah satu kota di Asia yang banyak memiliki pusat perbelanjaan.[52] Beberapa pusat perbelanjaan modern di Jakarta memiliki luas yang cukup besar (lebih dari 100.000 m2). Di pusat-pusat perbelanjaan tersebut hadir berbagai waralaba internasional seperti StarbucksSogo, jaringan restoran siap saji McDonalds. Selain itu, perusahaan-perusahaan waralaba nasional juga memenuhi ruang pusat-pusat perbelanjaan tersebut, seperti Es Teler 77J.Co dan Bakmie Gajah Mada.
Di samping pusat-pusat perbelanjaan mewah, Jakarta juga memiliki banyak pasar-pasar tradisional dan pusat perdagangan grosir antara lain ITC Cempaka Mas, ITC Mangga Dua, ITC Roxy Mas, Pasar Senen dan Pasar Tanah Abang. Selain itu, terdapat pula hypermarket yang menjadi tren belanja kalangan menengah di Jakarta, antara lainCarrefourHypermartGiantLotte Mart, dan Ranch Market. Untuk lingkungan yang lebih kecil, tersedia pula pusat belanja kebutuhan sehari-hari dengan harga yang terjangkau, seperti Indomaret dan Alfamart. Di Jakarta terdapat pula pasar yang menjual barang-barang unik dan antik, seperti di Pasar Surabaya dan Pasar Rawabening.
Beberapa pusat perbelanjaan modern di Jakarta adalah:[sunting | sunting sumber]
Plaza Senayan, Jakarta Pusat.
Jakarta Pusat[sunting | sunting sumber]
  • Grand Indonesia, merupakan salah satu mal terluas dan paling prestisius di Indonesia. Mal ini terbagi menjadi dua distrik, yaitu West Mall dan East Mall. Mal yang terletak di Jalan Thamrin, Jakarta Pusat ini, memiliki luas 250.000 m2, dan menjadi tempat bagi merek-merek papan atas, seperti ZaraLouis VuittonMarks & SpencerChanelBurberry, Forever21, GAP, Gucci, Guess, Polo, dan Samuel & Kevin. Termasuk Toko Buku Gramedia. Di bagian bawah pusat perbelanjaan ini terdapat berbagai macam restoran yang dapat dinikmati oleh para pengunjung.
  • Plaza Indonesia, terletak di Jalan MH. Thamrin, Jakarta Pusat. Dengan luas sekitar 42.540 m2, mall ini pernah menjadi tempat pertama berdirinya Sogo Department Store Indonesia, namun telah ditutup sejak tahun 2009. Di mall ini terdapat Debenhams Department Store,Louis Vuitton, Food Hall, dan Hard Rock Cafe. Mall ini terintergrasi dengan EX Plaza, Grand Hyatt Hotel Jakarta, The Plaza Office Tower, The Keraton Hyatt Residence, dan Kedutaan Besar Jepang.
  • Plaza Senayan, merupakan mal besar di Jakarta yang terletak di Jalan Asia Afrika, Jakarta Selatan. Mall ini memiliki luas 130.500 m2. Di mall ini terdapat sejumlah department store kelas menengah keatas seperti Sogo Department Store dan Metro Department Store. Di mall ini juga terdapat toko buku yang terkenal di dunia, yakni Kinokuniya. Di bagian atrium mall ini terdapat sebuah jam raksasa buatan SeikoJepang. Jam ini terdiri dari 6 patung pemusik, setiap patung memainkan alat musik yang berbeda, yang dimainkan setiap satu jam sekali.
  • Senayan City, terletak di Jalan Asia Afrika, Jakarta Selatan. Mall ini terletak berseberangan dengan Plaza Senayan dan berdekatan dengan Gelora Bung Karno. Mall ini memiliki luas 68.000 m2. Di atas mall ini terdapat menara kantor stasiun televisi SCTV.
Jakarta Barat[sunting | sunting sumber]
Mal Taman Anggrek, Jakarta Barat.
  • Central Park Mall, terletak di Jalan S. Parman, Jakarta Barat. Mall ini memiliki luas 167.000 m2. Desain mal ini meniru gaya unsur alam. Di mall ini terdapat sebuah food court yang asri, lalu terdapat Sogo Department StoreCarrefour, dan Central Park Furnishings. Mall ini terletak di kawasan Podomoro City yang dikembangkan oleh Agung Podomoro.
  • Mal Taman Anggrek, terletak di Jalan S. Parman, Jakarta Barat. Dengan luas sekitar 130.000 m2, pusat perbelanjaan ini menyediakan lapangan ski indoor yang terbesar di Asia Tenggara.
  • Mall Ciputra Jakarta, berada di lokasi yang sangat strategis, yakni berada di depan jalan tol dan diapit oleh 2 universitas tekenal. Mall ini terletak di Jalan S. Parman, Jakarta Barat. Mall ini memiliki luas 80.000 m2. Diatas mall ini terdapat Hotel Ciputra Jakarta. Di mall ini terdapat Matahari Department Store dan Hero Supermarket.
Jakarta Utara[sunting | sunting sumber]
Jakarta Selatan[sunting | sunting sumber]
Jakarta Timur[sunting | sunting sumber]

Kebudayaan[sunting | sunting sumber]

Budaya Jakarta merupakan budaya mestizo, atau sebuah campuran budaya dari beragam etnis. Sejak zaman Belanda, Jakarta merupakan ibu kota Indonesia yang menarik pendatang dari dalam dan luar Nusantara. Suku-suku yang mendiami Jakarta antara lain, JawaSundaMinangBatak, dan Bugis. Selain dari penduduk Nusantara, budaya Jakarta juga banyak menyerap dari budaya luar, seperti budaya ArabTiongkokIndia, dan Portugis.
Jakarta merupakan daerah tujuan urbanisasi berbagai ras di dunia dan berbagai suku bangsa di Indonesia, untuk itu diperlukan bahasa komunikasi yang biasa digunakan dalam perdagangan yaitu Bahasa Melayu. Penduduk asli yang berbahasa Sunda pun akhirnya menggunakan bahasa Melayu tersebut.
Walau demikian, masih banyak nama daerah dan nama sungai yang masih tetap dipertahankan dalam bahasa Sundaseperti kata Ancol, Pancoran, Cilandak, Ciliwung, Cideng, dan lain-lain yang masih sesuai dengan penamaan yang digambarkan dalam naskah kuno Bujangga Manik[53] yang saat ini disimpan di perpustakaan Bodleian, Oxford, Inggris.
Meskipun bahasa formal yang digunakan di Jakarta adalah Bahasa Indonesia, bahasa informal atau bahasa percakapan sehari-hari adalah Bahasa Melayu dialek Betawi. Untuk penduduk asli di Kampung Jatinegara Kaum, mereka masih kukuh menggunakan bahasa leluhur mereka yaitu bahasa Sunda.
Bahasa daerah juga digunakan oleh para penduduk yang berasal dari daerah lain, seperti JawaSundaMinangBatak,MaduraBugisInggris dan Tionghoa. Hal demikian terjadi karena Jakarta adalah tempat berbagai suku bangsa bertemu. Untuk berkomunikasi antar berbagai suku bangsa, digunakan Bahasa Indonesia.
Selain itu, muncul juga bahasa gaul yang tumbuh di kalangan anak muda dengan kata-kata yang kadang-kadang dicampur dengan bahasa asing. Bahasa Inggris merupakan bahasa asing yang paling banyak digunakan, terutama untuk kepentingan diplomatik, pendidikan, dan bisnisBahasa Mandarin juga menjadi bahasa asing yang banyak digunakan, terutama di kalangan pebisnis Tionghoa.

Makanan[sunting | sunting sumber]

Jakarta merupakan kota internasional yang banyak menyajikan makanan khas dari seluruh dunia. Di wilayah-wilayah yang banyak didiami oleh para ekspatriat asing, seperti di daerah Menteng, Kemang, Pondok Indah, dan daerah pusat bisnis Jakarta, tidak sulit untuk menjumpai makanan-makanan khas asal EropaChinaJepang dan Korea. Makanan-makanan ini biasanya dijual dalam restoran-restoran mewah.
Di Jakarta, dan seperti kota-kota lainnya di Indonesia, Rumah Makan Padang merupakan restoran yang paling banyak dijumpai. Hampir di setiap sudut kota, dengan mudahnya dijumpai rumah makan yang manyajikan masakan asalMinangkabau ini. Selain Masakan Minang, Jakarta juga memiliki makanan khasnya. Yang paling terkenal adalah Kerak TelorSoto Betawi, Kue Ape, Roti Buaya, Combro, dan Nasi Uduk. Sebagai tempat bermukimnya berbagai etnis di Indonesia, di sini juga bisa ditemukan berbagai macam makanan tradisional dari daerah lainnya, seperti RawonRujak Cingur, dan Kupang Lontong. Di Jakarta juga terdapat Warung Tegal jumlahnya ada lebih dari 34.000 warung di Jabodetabek.[54]

Olahraga[sunting | sunting sumber]

Stadion Gelora Bung Karno pada acara AFC Cup 2007.
Sejak masa Presiden Soekarno hingga saat ini, Jakarta sering menjadi tempat penyelenggaraan event-event olahraga berskala internasional, di antaranya pernah menjadi tuan rumah Asian Games pada tahun 1962Piala Asia pada tahun 2007 dan beberapa kali menjadi tuan rumah Pesta Olahraga bangsa-bangsa Asia Tenggara atau yang lebih dikenal dengan Sea Games. Mayoritas masyarakat Jakarta gemar berolahraga. Sepak bola merupakan cabang permainan yang banyak diminati masyarakat, di samping bulu tangkisbola voli, dan bola basket. Jakarta memiliki beberapa klub sepak bola profesional. Diantaranya Persija Jakarta yang saat ini berkompetisi di Liga Super Indonesia 2015 dan Persitara Jakarta Utara, yang saat ini ikut berlaga di kompetisi Liga Nusantara 2015.
Tempat-tempat olahraga di Jakarta antara lain: Gelora Bung Karno Senayan diJakarta PusatStadion Lebak Bulus, GOR Bulungan, Lapangan Golf Pondok Indah, Lapangan Golf Matoa, dan GOR Soemantri Brodjonegoro Kuningan di Jakarta Selatan; Stadion Tugu, Stadion Kamal, Gedung Basket Kelapa Gading, Lapangan Golf Ancol, dan Sports Mall Kelapa Gading di Jakarta Utara; Stadion Bea Cukai Rawa Mangun, Lapangan Golf Rawa Mangun, Pacuan Kuda Pulo Mas, dan Gedung Senam DKI Radin Inten di Jakarta Timur.

Media[sunting | sunting sumber]

Surat kabar[sunting | sunting sumber]

Daerah Khusus Ibukota Jakarta memiliki beberapa surat kabar di antara:
NamaJenisPerusahaanBahasa
Koran SindoNasional/Ibu kotaMNC Media/Sindo MediaIndonesia
Suara PembaruanBeritaSatu Media Holdings
Investor Daily
Sinar HarapanSinar Harapan
RepublikaMahaka Media
KompasKompas Gramedia
Warta Kota
Bisnis IndonesiaJurnalindo Aksara Grafika
Media IndonesiaMedia Group
Rakyat MerdekaGrup Jawa Pos
Indo Pos
Suara KaryaSuara Rakyat
Jurnal NasionalMedia Nusa Pradana
Koran TempoTempo Media
Pos KotaPOLDA Metro Jaya
Koran JakartaBerita Nusantara
The Jakarta PostKompas GramediaInggris
Jakarta GlobeBeritaSatu Media Holdings
Indonesia Shang BaoJurnalindo Aksara GrafikaMandarin
International Daily NewsGrup Jawa Pos
Harian Jakarta ShimbunBina Komunika AsiatamaJepang

Televisi[sunting | sunting sumber]

Televisi terestrial[sunting | sunting sumber]

Untuk stasiun televisi secara analog:
KanalSignalFrekuensiNamaNama perusahaanPemilikStatusNegara
22UHF479.250MHzINTVPT Banten Media Global TelevisiNetwave GroupIbu kota Indonesia
23487.250MHzRajawali TelevisiPT Metropolitan TelevisindoRajawali CorporaNasional
25503.250MHzKompas TVPT Gramedia Media NusantaraKompas Gramedia
26511.250MHzCTV BantenPT Cahaya Televisi IndonesiaCTV NetworkIbu kota
27519.250MHzNET.PT Net Mediatama IndonesiaIndika GroupNasional
28527.250MHzKTVPT Komando Media TelevisiKompas GramediaIbu kota
29535.250MHzTrans TVPT Televisi Transformasi IndonesiaTrans MediaNasional
30543.250MHziNews TVPT Sun Televisi NetworkMedia Nusantara Citra
31551.250MHzTVRI DKI Jakarta & BantenPT Televisi Republik IndonesiaPemerintah IndonesiaIbu kota
33567.250MHzO ChannelPT Omni IntivisionElang Mahkota Teknologi
35583.250MHzElshinta TVPT Elshinta Jakarta TelevisiElshinta Media
37599.250MHzMNCTVPT Cipta Televisi Pendidikan IndonesiaMedia Nusantara CitraNasional
39615.250MHzTVRI NasionalPT Televisi Republik IndonesiaPemerintah Indonesia
41631.250MHzIndosiarPT Indosiar Visual MandiriSurya Citra Media
43647.250MHzRCTIPT Rajawali Citra Televisi IndonesiaMedia Nusantara Citra
45663.250MHzSCTVPT Surya Citra TelevisiSurya Citra Media
47679.250MHzantvPT Cakrawala Andalas TelevisiVisi Media Asia
49695.250MHzTrans7PT Duta Visual Nusantara Tivi TujuhTrans Media
51711.250MHzGlobal TVPT Global Informasi BermutuMedia Nusantara Citra
53727.250MHztvOnePT Lativi Media KaryaVisi Media Asia
55743.250MHzJakTVPT Danapati Abinaya InvestamaMahaka MediaIbu kota
57759.250MHzMetroTVPT Media Televisi IndonesiaMedia GroupNasional
59775.250MHzDAAI TVPT Duta Anugerah IndahYayasan Buddha Tzu Chi IndonesiaIbu kota
Untuk stasiun televisi secara digital:
KanalSignalFrekuensiSlotPemilikNegara
20466.05MHzUHFTV Edukasi (20.1)Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Indonesia
21474.05MHzKompas TV (21.1)
KTV (21.2)
Kompas Gramedia
24498.05MHzRCTI (24.1)
MNCTV (24.2)
Global TV (24.3)
iNews TV (24.4)
MNC Media
32562.05MHzMetroTV (32.1)Media Group
34578.05MHztvOne (34.1)
antv (34.2)
Sport One (34.3)
Viva News (34.4)
Visi Media Asia
36594.05MHzBeritaSatu News Channel(36.1)
Jakarta Globe News Channel(36.2)
BeritaSatu Media Holdings
38610.05MHzJak TV (38.1)
JPTV Jakarta (38.2)
Tempo TV (38.3)
Inspira TV (38.4)
Mahaka Media
Jawa Pos
Tempo Media Group
40626.05MHzTrans TV (40.1)
Trans7 (40.2)
CNN Indonesia (40.3)
Trans Media
42642.05MHzTVRI Nasional (42.1)
TVRI DKI Jakarta & Banten(42.2)
TVRI Budaya (42.3)
TVRI Olahraga (42.4)
Pemerintah Indonesia
44658.05MHzSCTV (44.1)
Indosiar (44.2)
O Channel (44.3)
Surya Citra Media
46674.05MHzNET. (46.1)
The First Comedy Network Channel (46.2)
Indika Group
48690.05MHzRajawali Televisi (48.1)Rajawali Corpora

Televisi berlangganan[sunting | sunting sumber]

Daerah Khusus Ibukota Jakarta juga memiliki beberapa televisi berlangganan seperti:

Radio[sunting | sunting sumber]

Daerah Khusus Ibukota Jakarta juga memiliki beberapa terdiri dari 100-stasiun radio bersiaran ibu kota seperti:
FrekuensiSignalNamaStasiun
576 KHzAMRadio Vineyard Indonesia
594 KHzRadio Sekuntum Bungah Yonina
603 KHzRadio Suara Melin Perdana
630 KHzRadio Samhan
648 KHzRadio Rahmat Emmanuel Ministries
666 KHzRadio Nam Nam Nam
684 KHzRadio Charismatic
702 KHzRadio Tona
756-KHzRadio Rodja
792 KHzRadio Suara As Syafiyah
810 KHzRadio Buana Komunika
828 KHzRadio Berita Klasik
835 KHzRadio Muslim Jakarta
837 KHzRadio Garis Visi
864 KHzRadio Suara Jakarta
882 KHzRadio Pelangi Nusantara
900 KHzRadio Sinda Jaya
910 KHzRadio Jakarta Alternative Station
936 KHzRadio Puspa Dua Swara Cipta
963 KHzRadio Amsal
999 KHzRadio Programma 3Radio Republik Indonesia
1026 KHzRadio Suara Multazam
1062 KHzRadio Cendrawasih
1080 KHzRadio Islam
1098 KHzRadio Radio Tarumanegara
1134 KHzRadio Radio Safari
1152 KHzRadio Muara
1224 KHzRadio Metro
1332 KHzRadio Programma 4Radio Republik Indonesia
1395 KHzRadio Nusantara Jaya
1440 KHzRadio Suara EdukasiKementerian Pendidikan dan Kebudayaan
1530 KHzRadio Islam Sabili
1584 KHzRadio Suara Kemang
1602 KHzRadio Alwaish
9525 KHzSWRadio Suara IndonesiaRadio Republik Indonesia
9680 KHzRadio Programma 3
11785 KHzRadio Suara Indonesia
11860 KHzRadio Programma 4
12120 KHzRadio Suara Indonesia
15150 KHzRadio Suara Indonesia
87.6 MHzFMRadio Hard RockMRA Media Group
88.0 MHzRadio Mustang
88.4 MHzRadio GlobalMNC Networks
88.8 MHzRadio Programma 3Radio Republik Indonesia
89.2 MHzRadio Mitra
89.6 MHzI RadioMRA Media Group
90.0 MHzRadio Elshinta News and TalkElshinta Media
90.4 MHzRadio CosmopolitanMRA Media Group
90.8 MHzRadio OZ JakartaRadio OZ
91.2 MHzRadio Programma 1Radio Republik Indonesia
91.4 MHzRadio Cipta PesonaBumiputera Group
91.6 MHzRadio IndikaIndika Multimedia
92.0 MHzRadio SonoraKompas Gramedia
92.4 MHzRadio Bisnis Jakarta
92.8 MHzRadio Programma 4Radio Republik Indonesia
93.0 MHzRadio BV
93.2 MHzRadio MD
94.3 MHzRadio Women
94.7 MHzRadio U
95.1 MHzRadio Kis
95.5 MHzRadio Ras
95.9 MHzRadio SmartKompas Gramedia
96.3 MHzRadio Pelita Kasih
96.7 MHzRadio HitzIndika Multimedia
97.1 MHzRadio Dangdut IndonesiaMNC Networks
97.5 MHzRadio MotionKompas Gramedia
97.9 MHzRadio FemaleMahaka Media
98.3 MHzRadio Cakrawala
98.7 MHzRadio GenMahaka Media
99.1 MHzRadio DeltaMahaka Media
99.5 MHzRadio Urban RKM
99.9 MHz
100.6 MHzRadio HeartlineHeartline Network
101.0 MHzRadio JakMahaka Media
101.4 MHzRadio TraxMRA Media Group
101.8 MHzRadio BahanaRadio Republik Indonesia
102.2 MHzRadio PramborsMahaka Media
102.6 MHzRadio Camajaya
103.0 MHzRadio Pop
103.4 MHzRadio Taman Mini
103.8 MHzRadio BravaMRA Media Group
104.0 MHzRadio PolarisPolaris Network
104.2 MHzRadio Mediasuara Trisakti
104.6 MHzRadio SINDO TrijayaMNC Networks/Sindo Media
105.0 MHzRadio Programma 2Radio Republik Indonesia
105.2 MHzRadio Mazmur
105.4 MHzRadio Niaga Chakti Budhi Bhakti
105.8 MHzRadio Lite
106.2 MHzRadio Bens
106.6 MHzRadio VMNC Networks
106.8 MHzRadio Pesona Sacenk
106.9 MHzRadio Charismatic
107.0 MHzRadio Dakta
107.2 MHzRadio Islam Jakarta
107.3 MHzRadio Scout
107.5 MHzRadio Music City (Jakarta Hits Music)
107.6 MHzRadio Prestasi
107.7 MHzRadio Kepolisian JakartaPOLDA Metro Jaya
107.8 MHzRadio Suara Sorak Kemenangan
107.9 MHzRadio Suara Samudera

Musik dan Hiburan[sunting | sunting sumber]

Jakarta banyak melahirkan penyanyi dan grup musik besar di tanah air. Sejumlah grup musik besar yang dibentuk di Jakarta antara lain EloviiVierrataleCherrybelleTeenebelleDuo AnggrekBlinkJKT48 dan Gamaliel, Audrey, Cantika. Penyanyi dari Jakarta antara lain: Devy BerlianMikha TambayongRaisa AndrianaWidy Soediro NichlanyAngelica Martha PietersDjenar Maesa AyuGita GutawaAgnes MonicaAnggun Cipta SasmiNikita WillyShireen Sungkar,Marsha AruanMaudy AyundaDhea AnnisaKesha RatuliuDhea AnandaKamasean MatthewsNia DaniatiRachel AmandaChristine PanjaitanRia IrawanAudy ItemTerryana FatiahArdina RastiAndania SuriTasya KamilaAmara,Novita Dewi MarpaungFatin Shidqia LubisMelindaShena MalsianaAshanty, Anggie Rassly, Michelle Meriem, Sherin Nindi Putri dan Yunita Siregar.

Permasalahan[sunting | sunting sumber]

Banjir merupakan masalah berkepanjangan yang terus melanda Jakarta.

Sosial[sunting | sunting sumber]

Sebagaimana umumnya kota megapolitan, kota yang berpenduduk di atas 10 juta, Jakarta memiliki masalah stresskriminalitas, dan kemiskinan. Penyimpangan peruntukan lahan dan privatisasi lahan telah menghabiskan persediaan taman kota sehingga menambah tingkat stress warga Jakarta. Kemacetan lalu lintas, menurunnya interaksi sosial karena gaya hidupindividualistik juga menjadi penyebab stress. Tata ruang kota yang tidak partisipatif dan tidak humanis menyisakan ruang-ruang sisa yang mengundang tindak laku kriminal. Penggusuran kampung miskin dan penggusuran lahan usaha informal oleh pemerintah DKI adalah penyebab aktif kemiskinan di DKI.
Jumlah pendatang di Jakarta (2002-2005):
TahunEksodusInfluksPerbedaan
20022.643.2732.874.801231.528
20032.816.3843.021.214204.830
20042.213.8122.404.168190.356
2005 ?200.000-250.000*
Catatan: * perkiraan
Sumber: Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Provinsi DKI Jakarta

Banjir[sunting | sunting sumber]

Pembangunan tanpa kendali di wilayah hilir, penyimpangan peruntukan lahan kota, dan penurunan tanah akibat eksploitasi air oleh industri, menyebabkan turunnya kapasitas penyaluran air sistem sungai, yang menyebabkan terjadinya banjir besar di Jakarta.
Tata ruang kota yang sering berubah-ubah, menyebabkan polusi udara dan banjir sulit dikendalikan. Walaupun pemerintah telah menetapkan wilayah selatan Jakarta sebagai daerah resapan air, namun ketentuan tersebut sering dilanggar dengan terus dibangunnya perumahan serta pusat bisnis baru. Beberapa wilayah yang diperuntukkan untuk permukiman, banyak yang beralih fungsi menjadi tempat komersial.
Untuk memperbaiki keadaan, Jakarta membangun dua banjir kanal, yaitu Banjir Kanal Timur dan Banjir Kanal Barat. Banjir Kanal Timur mengalihkan air dari kali Cipinang ke arah timur, melalui daerah Pondok Bambu, Pondok Kopi, Cakung, sampai Cilincing. Sedangkan Banjir Kanal Barat yang telah dibangun sejak zaman kolonial Belanda, mengaliri air melalui Karet, Tanahabang, sampai Angke. Selain itu Jakarta juga memiliki dua drainase, yaitu Cakung Drain dan Cengkareng Drain.

Kota kembar[sunting | sunting sumber]

Kota-kota yang memiliki hubungan kota kembar dengan Jakarta adalah:
NegaraKotaDaerah
 Amerika SerikatLas VegasNevada
New York CityNew York
WashingtonDistrik Columbia
 AustraliaCanberraWilayah Ibu Kota Australia
SydneyNew South Wales
 BelandaAmsterdamHolland Utara
RotterdamHolland Selatan
 Britania RayaLondonLondon Raya
 FilipinaManilaMetro Manila
 JepangTokyoKanto
 JermanBerlinBerlin
 KanadaOttawaOntario
Toronto
 Korea SelatanSeoulDaerah Ibu kota Seoul
 MalaysiaKuala LumpurWilayah Persekutuan Kuala Lumpur
 MeksikoMexico CityDistrik Federal
 PerancisParisÎle-de-France
 Republik TiongkokTaipeiMunisipalitas
 Republik Rakyat TiongkokBeijingMunisipalitas
Hong KongDaerah Administratif Khusus
ShanghaiMunisipalitas
TianjinMunisipalitas
 SingapuraSingapuraSingapura
 ThailandBangkokKawasan Metropolitan Bangkok

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b Suryodiningrat, Meidyatama (22 June 2007). "Jakarta: A city we learn to love but never to like"The Jakarta Post. Diarsipkan dari versi asli tanggal 21 February 2008.Kesalahan pengutipan: Invalid <ref> tag; name "Jakartapost" defined multiple times with different content
  2. ^ "Travel Indonesia Guide – How to appreciate the 'Big Durian' Jakarta". Worldstepper-daworldisntenough.blogspot.com. 8 April 2008. Diakses tanggal 27 April 2010.
  3. ^ "A Day in J-Town". Jetstar Magazine. April 2012. Diakses tanggal 2 January 2013.
  4. ^ a b BPS: Jakarta Dalam Angka[1], diakses pada 12 Agustus 2015
  5. ^ a b jakarta.go.id: APBD
  6. ^ Indonesia's Population: Ethnicity and Religion in a Changing Political Landscape. Institute of Southeast Asian Studies. 2003. ISBN 9812302123.
  7. ^ a b Sensus Penduduk 2010. Biro Pusat Statistik
  8. ^ (Inggris) "A Day in J-Town". Jetstar Magazine. April 2012. Diakses tanggal 2 Januari 2013.
  9. ^ "Travel Indonesia Guide – How to appreciate the 'Big Durian' Jakarta". Worldstepper-daworldisntenough.blogspot.com. 8 April 2008. Diakses tanggal 27 April 2010.
  10. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamakependudukan_DKI_2011
  11. ^ Thee Liang Gie; Sejarah Pemerintahan Kota Djakarta, Jakarta: Kotapraja Djakarta Raja, 1958, hal. 83.
  12. ^ ".. Xacatara por outro nome Caravam ..", Barros, Da Asia decada IV, liv. 1, Cap XII, hlm. 77, dalam laman web Rushdy Hoesein, Sejarah Hari Lahirnya Kota Jakarta, 6 Juni 2007. Diakses 22 September 2011.
  13. ^ T.B.G. jilid 19 tahun 1870, hal. 393, dalam Slamet Muljana, Sriwijaya, hal. 72. LKiS, 2006. ISBN 979-8451-62-7. Diakses 22 September 2011.
  14. ^ Titik Pudjiastuti, (2007), Perang, dagang, persahabatan: surat-surat Sultan Banten, Yayasan Obor Indonesia, ISBN 979-461-650-8.
  15. ^ Jaketra, Portal Resmi Provinsi DKI Jakarta, www.jakarta.go.id, © 1995 - 2011 Dinas Komunikasi, Informatika dan Kehumasan Pemprov DKI Jakarta, Diakses 23 September 2011.
  16. ^ Rushdy Hoesein, Sejarah Hari Lahirnya Kota Jakarta, 6 Juni 2007. Diakses 22 September 2011.
  17. ^ Djulianto Susantio, Pendirian Jakarta dan Pangeran Jayakarta, hurahura.wordpress.com, 1 Maret 2010. Diakses 22 September 2011.
  18. ^ Wijayakusuma, H.M. Hembing. Pembantaian Massal 1740, Tragedi Berdarah Angke. Pustaka Populer Obor.
  19. ^ Alwi Shahab, Koran Republika, 1 Desember 2007
  20. ^ Jakarta 1960-an: Kenangan Semasa Mahasiswa, Firman Lubis, Masuo Jakarta, 2008 ISBN 979-3731-46-X
  21. ^ Jakarta Kini
  22. ^ [2]
  23. ^ www.beritasatu.com Lampau Target, Transaksi BEI Naik 43%
  24. ^ bps.go.id BPS Provinsi DKI Jakarta
  25. ^ kontan.co.id Pertumbuhan Hunian Mewah Jakarta Tertinggi Dunia
  26. ^ www.investor.co.id Pertumbuhan Pencakar Langit Jakarta 87,5%
  27. ^ sindonews.com Rasio Jalan di Jakarta baru 6,2 persen
  28. ^ www.jakartawater.org
  29. ^ Data pemerintahan tidak ikut menghitung data kependudukan kecamatan Pesanggrahan dan Cilandak di Jakarta Selatan. Kedua kecamatan ini penduduknya adalah 300.000 jiwa atau sekitar 4 % penduduk Jakarta. Data ini tidak mencatat para penganut agama Kong Hu Cu
  30. ^ Data Robert Cribb, Historical Atlas of Indonesia (2000:47-51)
  31. ^ Indonesia's Population: Ethnicity and Religion in a Changing Political Landscape. Institute of Southeast Asian Studies. 2003.
  32. ^ a b c Lance Castles, Profil Etnik Jakarta, Masup Jakarta, 2007
  33. ^ http://nasional.news.viva.co.id/news/read/515679-kenaikan-jumlah-pemudik-asal-jateng-tahun-ini-paling-tinggi/
  34. ^ http://hubdat.dephub.go.id/berita/1348-279-juta-penduduk-akan-melakukan-mudik-lebaran-2014/
  35. ^ Dinas Kebudayaan dan Permuseuman, Ensiklopedi Jakarta: Culture & Heritage: Volume 3, Yayasan Untuk Indonesia, Jakarta Raya (Indonesia), 2005
  36. ^ Nederlandsch Indie, Departement van Economischezaken, Volkstelling 1930 Vol. I, Batavia, 1935
  37. ^ Sensus Penduduk Tahun 2000
  38. ^ Turner, Peter (1997). Java (1st edition ed.). Melbourne: Lonely Planet Publications. pp. p. 37. ISBN 0-86442-314-4.
  39. ^ "Jakarta: When to Go"Lonely Planet. Lonely Planet Publications. 2008. Diakses tanggal 2008-10-06.
  40. ^ "World Weather Information Service - Jakarta".
  41. ^ "Taman Medan Merdeka (Indonesian)"Dartmouth deskominfomas. Jakarta.go.id.
  42. ^ "Taman Suropati (Indonesian)"deskominfomas. Jakarta.go.id.
  43. ^ "Taman Lapangan Banteng (Indonesian)".deskominfomas. Jakarta.go.id.
  44. ^ "Pelantikan Jokowi diundur, Menteri Dalam Negeri Tunjuk Sekretaris Daerah DKI Jakarta". Merdeka.com. 8 Oktober 2014.
  45. ^ "Mulai Hari Ini, Ahok Resmi Jalankan Tugas Plt Gubernur DKI Jakarta". detikNews.com. 1 Juni 2014.
  46. ^ "Hari ini Jokowi Sudah bukan Gubernur DKI Jakarta Lagi". Berita Satu.com. 16 Oktober 2014.
  47. ^ "Susilo Bambang Yudhoyono Keluarkan Keputusan Presiden (Keppres) Ahok Resmi menjadi Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta". News Okezone.com. 16 Oktober 2014.
  48. ^ [3]
  49. ^ Pimpinan DPRD DKI Jakarta dilantik
  50. ^ "Ibukota Negara Monumental (Indonesian)".
  51. ^ www.jakarta.go.id Situs Resmi Pemerintah DKI Jakarta
  52. ^ Jakarta Malls and Shopping Centers - Luxury shopping in Indonesia
  53. ^ Three Old Sundanese Poems. KITLV Press. 2007.
  54. ^ http://news.okezone.com/read/2010/12/06/338/400401/34-725-warteg-bertebaran-di-jabodetabe//

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar